Ini bukan puisi
Hanya rangkaian kata dari hati yang (pernah) kecewa
Hei kau lelaki masa lalu...
Tak bisakah kau cukupkan tingkah lakumu yang seperti itu?
Berapa banyak hati yang sudah kau patahkan?
Berapa banyak perempuan yang kau kecewakan?
Berapa banyak?
Mungkin belasan bahkan puluhan.
Aku yang sudah tidak tau dan tak mau tau tentangmu,
Tiba-tiba terusik (lagi)
Kenapa kau hancurkan hati perempuan tulus yang ku kenal...
Apakah kau setega itu?
Iya, benar, nyatanya kau memang tega.
Kalimat sakral kau obral-obral.
Tak khawatirkah kau?
Doa-doa buruk dari perempuan yang pernah kau kecewakan menyertaimu.
Bagaimana kalau semesta meng-aamiin-kan...?
Apa kau tak punya hati dan perasaan?
Bukankah Ibumu dan saudaramu adalah perempuan?
Hei kau
Sudahilah perbuatanmu yang seperti itu
Sudahlah cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar