Jadi, tadi pagi, pagi sekali, aku dibangunkan dengan ucapan "Happy Birthday" dari dua sahabatku, Marisa sama Lita. Aku yang baru aja buka mata dan masih keruntelan dalem selimut baca pesan dari mereka terus spontan ngecek kalender di hape. Ini masih tanggal 24, aku kucek mata dan coba fokus lagi ngeliat kalender. Masih tanggal 24 dan aku yakin tanggal ulang tahunku bukan tanggal 24 tapi 27. Aku tertawa geli sendiri. Mereka merasa malu. Yah wajar lah mereka agak-agak amnesia sama tanggal ulang tahunku, karna 2 temenku ini lumayan sibuk sama pekerjaan mereka. Yang satu mbak-mbak pegawai disebuah bank yang sibuk melayani customer tiap hari, yang satu lagi mbak-mbak suster di salah satu rumah sakit. Mereka sibuk, tapi aku mengapresiasi itikad baik dari mereka yang udah mau ngucapin, ngedoain, walaupun kecepetan. Hihihi...
Iya, ulang tahunku masih tiga hari lagi. Usiaku akan bertambah, dan aku semakin menua (hiks).
Sebenernya aku lebih excited sama hari ulang tahun temen-temenku dan pasanganku daripada ulang tahunku. Kalo ulang tahunku sendiri aku agak abai. Ya karna kan kalo ulang tahun temen atau pasangan itu biasanya jauh-jauh hari aku udah memikirkan dan mempersiapkan sesuatu. Kalo ulang tahun sendiri ya ngga ada yang perlu aku persiapkan, paling harus siap mental aja nerima umur yang semakin bertambah angkanya (pffft).
Waktu hari ulang tahun pengen apa?
Ada beberapa hal yang sangat aku harapkan, seiring dengan bertambahnya usiaku. Bukan materi atau harta benda. Bukan juga pengen nikah besok pagi. Bukan, bukan itu.
Aku pengen apa yang aku cita-citakan segera terwujud. Doa-doa yang tak lepas terucap dari lubuk hati dan lidah ini dalam setiap lima waktu, kuharap segera diijabah Sang Maha Mengabulkan Do'a. Aku punya beberapa cita-cita, bukan satu.
Aku pengen menjadi novelis. Iya, novelis, bukan penulis. Pengen banget. Bukan karna materi, tapi karna passion. Aku suka menulis cerita dari kecil, dari pertama kali aku bisa menulis. Waktu belum ada teknologi seperti komputer, laptop dan sebagainya, aku menulis dibuku tulis. Menulis cerita fiksi yang tergambar dalam imajinasiku. Waktu SMA aku sering menulis cerita dibuku tulis, udah gitu dibaca sama temen-temenku. Rasanya menyenangkan. Beberapa tahun yang lalu aku pernah mengalami shock dan enggak mau nulis cerita lagi. Karna waktu itu aku mengalami insiden. Tas aku dijambret. Notebook aku ada didalam tas itu. Notebook yang isinya sangat penting bagiku. Disana banyak tulisan-tulisan hasil karyaku. Ada beberapa novel yang kutulis serius, dan aku berencana suatu hari nanti salah satunya akan dikirim ke penerbit. Aku bener-bener shock saat itu. Rasanya pupus sudah. Aku jadi ngga mau nulis cerita lagi. Tapi kemudian dengan susah payah aku bangun semangatku, kembali menulis. Imajinasiku harus dituangkan. Kan sayang kalo lagi banyak inspirasi nggak keburu dituangkan terus jadi lupa. Aku mengidolakan beberapa novelis. Kalo dari Indonesia aku salah satu favoritku itu Habiburahman El Shirazy atau yang sering disapa Kang Abik, penulis novel islami. Aku suka baca novelnya. Kang Abik ini suka menulis novel islami yang latar belakangnya tidak hanya di Indonesia, tapi ada yang di Kairo, Beijing, Rusia, dan lain-lain. Jadi pas baca novelnya itu berasa kayak lagi mengunjungi negara-negara yang ada diceritakan. Aku juga pengen bikin satu novel islami. Mengajarkan nilai-nilai Islam didalam sebuah novel, untuk amal Jariyah. Sebetulnya kalau soal membaca aku bukan cuma suka baca novel. Buku apa aja aku baca, kecuali buku yang didalamnya ada angka-angkanya, bikin migrain, hehe. Lagi pup pun aku bawa buku kekamar mandi. Kadang kalo nggak bawa buku aku iseng baca-baca manfaat dan kandungan zat yang ada dalam shampo, sabun, odol, dll. Hehehe...
Aku juga pengen jadi pengusaha. Sebenernya cita-cita ini aku dapet dari bangku kuliah. Kan aku alumni fakultas ekonomi, jadi tiap hari dijejelin teori-teori ekonomi dan ditanamkan mindset entrepreneur. Dan entah mengapa mindset itu bener-bener tertanam diotakku. Jadi pengusaha apa? Nah itu masih rahasia, hehe. Sebetulnya menjadi pengusaha bukan cuma mencari materi semata. Tapi lebih dari itu, aku punya misi khusus yang sesuai dengan ajaran yang aku dapat dibangku kuliah. Yaitu mengurangi pengangguran, hehe. Menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya. Sekarang memulai dari skala kecil aja dulu, menabung, bertahap step by step. Aku ngga berani langsung jederr minjem uang ke Bank sekian juta buat buka usaha kayak di film Billionaire, nggak. Aku nggak berani ngutang, karna pasti hidup nggak tenang dan tidur nggak nyenyak kalo punya hutang. Kalo bisa jangan sampe lah ngutang-ngutang.
Terus selanjutnya aku pengen jadi Guru. Bukan Guru TK, SD, SMP, SMA yang resmi seperti itu, bukan. Aku cuma mau menjadi pengajar, mengajarkan sesuatu atau ilmu yang aku punya ke orang lain. Kan kalo kita berbagi materi maka akan berkurang, tapi kalau berbagi ilmu maka akan bertambah. Sebenernya cita-cita aku dari kecil, pertama kali ditanyain disekolah "Mau jadi apa?" itu aku jawabnya mau jadi Guru. Tapi semakin besar semakin dewasa pola pikir aku mulai berubah. Aku tidak bisa menjadi guru yang disekolah-sekolah karna aku tidak berkompeten, aku juga bukan lulusan fakultas keguruan kan. Aku mau menjadi seorang pengajar, biar bisa jadi Amalan Jariyah juga.
Ada terbersit sedikit pengen jadi fashion designer, karna aku suka merombak pakaian yang aku beli. Pas aku beli modelnya berbeda, terus aku ubah modelnya sendiri sesuai dengan keinginan. Tapi aku harus tau diri dong ya, gambar aja nggak bisa segala mau jadi fashion designer (pffft). Tapi tetep dalam waktu dekat aku harus kursus menjahit, and sewing machine still in my wishlist. Bukan mau serius-seriusan jadi perancang busana kayak Dian Pelangi, bukaaaan (da aku mah apa atuh)... Aku mau kursus jahit biar bisa bikin baju yang sesuai dengan keinginanku, yah setidaknya aku yang pake sendiri hasil rancanganku, dan keterampilan menjahit itu menurutku penting dimiliki seorang wanita ;)
Kadang juga terbersit pengen jadi make up artist. Karna suka banget dandan, dan pernah ada yang minta dimake up tapi aku tolak karna perintilan make up ku belum memadai dan takut juga kalo nggak cocok sama muka nya dia terus jadi break out. Dan menjadi makeup artist kayaknya sama kayak fashion designer diatas, bukan menjadi prioritas, tapi lebih ke pengen belajar buat kepentingan diri sendiri aja.
So, thats my wish... Semoga bisa tercapai semua (aamiin). Pokoknya usia 24 dan seterusnya nanti bener-bener dipake buat mengejar karir. Berjuang sekuat tenaga karna yang namanya pencapaian dan kegagalan itu satu paket yang harus dihadapi. Gagal kan bukan alasan untuk berhenti, masih ada kesempatan untuk nyoba lagi. Karir aja nggak nikah? Ya nggak gitu juga... Aku nggak terlalu mengkhawatirkan urusan jodoh atau menikah, itu Tuhan udah memberi ketetapan. Yang pasti aku memantaskan diri aja untuk jodoh yang baik. Nggak mesti pas lihat temen-temen mulai pada nikah terus jadi latah pengen ikutan cepet nikah, nggak gitu. Intinya ya... setiap orang pasti akan menikah pada waktunya, waktu yang sudah ditetapkan Allah. Hehehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar