Senin, 21 Desember 2015

Dua Ribu Lima Belas

355/365

Ya, 10 hari menjelang tahun 2016

Bisa dibilang tahun ini adalah tahun dimana aku sedang merangkak dan meraba jalan menuju tempat yang aku inginkan. Tahun ini tahunnya aku merasakan kegamangan tentang profesi seperti apa yang cocok untuk orang yang sepertiku. Tahun ini, mungkin hingga tahun depan dan seterusnya, aku sedang mencoba menjalani profesi demi profesi hingga aku temukan yang benar-benar klik dan cocok untukku. Iya, aku betul-betul merangkak dari bawah. Aku masih ingat bagaimana diawal hingga tengah tahun kemarin pekerjaanku adalah mengantar lamaran dari satu perusahaan ke perusahaan, ikut tes, interview sana-sini, dan merasakan bagaimana pahitnya penolakan. Kemudian aku mengikuti kata orang, aku harus begini aku mesti begitu. Aku turuti...

Ketika dalam masa pengangguran, aku menjalani profesi sebagai writer freelance, i mean joki skripsi. Yuhuuu. Aku bahkan tidak percaya dengan otak yang pas-pasan seperti ini mau sok ngebantuin skripsi orang. Bahkan ngerjain skripsi sendiri aja kemarin masih kacau balau. Tapi ya begitulah kenyataannya. Aku begadang sampe jam 3 bahkan jam 4 pagi untuk menikmati keheningan malam dengan berkonsentrasi, berfikir keras, keras sekali. Bisa dibilang aku lebih serius mengerjakan skripsi 'klien' (iyain aja) dibanding skripsiku sendiri. Whatever lah ya, yang penting waktu itu aku bisa beli kebutuhan bulanan sendiri, belanja, dll tanpa mengemis ke orang tua. 

Kira-kira bulan Mei kemarin, aku diterima kerja, ini baru beneran freelance. Aku tidak mau bercerita secara detilnya disini, sudah cukup aku bercerita panjang lebar di diary or my first diary yang hanya bisa diakses oleh aku dan Tuhan a.k.a buku harian. Biarlah aku saja yang tau bagaimana rasanya. Yang pasti waktu itu aku hanya mendapatkan uang transport dan makan siang, nggak digaji man! How cool! (nggak digaji bangga).

1 bulan saja disana dan aku pikir sudah cukuplah pelajaran dan pengalaman yang lumayan berharga yang aku dapat. Kemudian aku kerja disebuah perusahaan swasta, sebagai administrator, customer care, dan online marketing. Banyak yaa! Capek, bukan cape fisik. Tapi lebih ke cape hati dan fikiran. Terlalu membebani and i can't enjoy it. Dan... rahasia. Yaudahlahya, cukup aku dan Tuhan saja yang tau. Yang pasti disana juga aku dapat pengalaman dan pelajaran baru yang berharga. Nggak boleh ya nyeritain keburukan perusahaan, biar gimanapun aku pernah cari duit dari sana.

Satu hal yang aku dapatkan, ternyata aku tipe orang yang tidak betah dengan aturan orang lain karna aku punya aturan sendiri. Walaupun aku termasuk yang disiplin dan on time selama menjadi karyawati. Tapi gitulah, aku nggak betah. Aku merasa waktuku digunakan untuk sesuatu yang 'dipaksakan'. Bukan atas keinginan ku. Aku sangat tidak menikmatinya bahkan aku merasa kacau, sungguh.

Dan sekarang... Aku sudah resign dari sana. I feel free! Rasanya benar-benar lega. Rasanya kayak lagi kebelet pup selama 6 bulan terus nemu toiletnya baru sekarang #yakali

"Untuk yang masih mencari tau apa yang benar-benar diinginkan, coba mulai cari tau apa yang tidak diinginkan" Falla Adinda.

Hmm.. aku tidak suka rutinitas yang monoton seperti ngantor dari jam 8 sampai jam 5. Aku tidak suka waktuku direnggut untuk sesuatu yang tidak aku inginkan.Aku juga tidak suka diatur orang lain, apalagi sampai isi kepalaku diatur orang lain. Tapi tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti aku akan masuk ke perusahaan lain untuk mencoba sesuatu yang baru #RiaAnaknyaLabil

Sekarang... aku harus berusaha lebih keras, menggali potensi atau ketertarikan atau hobiku sendiri. Belajar lebih keras lagi. Melakukan apa yang aku sukai. Menemukan profesi yang bisa aku cintai sepenuh hati.

"Pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar" Ridwan Kamil.

Hmm sepertinya aku sangat mewakili anak-anak socmed kekinian yang gampang terdistraksi membaca quote-quote bijak di socmed dibanding nasihat orang tua ya... Enggaklah, ria ngga gitu kok. Kadang quote-quote seperti itu bisa membuat kita tertohok dan membatin "Ah, benar sekali.."

Baiklah sepertinya cukup curhatan informal panjang lebar semi nggak jelas dari aku. Yang jelas saat ini aku harus berusaha, berdoa, dan belajar lebih keras lagi. Aku tau apa yang harus aku lakukan untuk kehidupanku hari ini dan seterusnya dan jauh kedepannya.

Because life isn't about today and tomorrow. It include future...

Sabtu, 05 September 2015

Self Talk; THROWBACK

Dear My Self...
Sudah sampai manakah dirimu saat ini?
Bahagiakah? Atau tidak?
Cobalah sesaat menengok kebelakang, lihat beberapa peristiwa yang mati matian berusaha untuk kau lupakan. Ingat dan rasakan, betapa sakit dan berdarahnya kamu saat itu.
Trauma... sudah pasti. Lalu untuk apa diingat ingat?
Hanya antisipasi. Siapa tau kejadian serupa kembali terulang setidaknya kau jadi sedikit kebal, dan sakitnya tidak begitu terasa seperti pertama kali. Hey kau, rasakanlah, iya, kau... Ria.

Ingat tidak, dulu, lelaki itu, lelaki yang pernah memberimu sebuah perhiasan yang saat ini kau bahkan jangankan untuk membuangnya, melihatnya saja kau tak kuasa dikotak rahasiamu yang tak pernah kau buka. Ingatlah wajah lelaki itu, yang dulu pernah tersenyum hangat padamu, tangannya yang seringkali mengusap kepalamu, bibirnya yang pernah mengecup hangat dahimu ketika kau merasa tidak tenang dan lelah, dan bibir itu juga yang berkata kata sangat manis entah ke berapa wanita. Ingat tidak waktu kendaraannya sedang rusak dan dia minta kamu mengantarnya ke arena futsal, dan setelah itu dia pergi bersama temannya tanpa memperdulikanmu. Ingat tidak waktu dia minta kamu datang kerumahnya membereskan rumahnya dan mencuci piring karna teman temannya baru saja menginap dirumahnya, lalu setelah itu dia pergi bersama temannya tanpa sedikitpun menyisakan waktu untukmu yang sudah tulus membantunya. Ingat tidak waktu kau berusaha menabung dan memesan sesuatu yang belum pernah kau berikan kepada siapapun sebelumnya untuk hadiah ulang tahunnya, namun sebelum hari itu tiba dia memutuskan untuk meninggalkanmu dan hadiah itu terbuang sia sia. Ingat tidak, bagaimana perasaan kamu yang begitu mencintainya diminta untuk jadi mak comblangnya dengan wanita lain yang dia suka? Ingat? Sadar? Sadar betapa bodohnya kau sebagai perempuan yang begitu lemah hingga terinjak seperti itu. Meskipun begitu kau sudah berniat baik dan sama sekali tidak membalas dendam, kau cuma bisa marah dalam diam, lalu menangis sendirian. Walaupun demikian harusnya kau jadikan itu bahan pelajaran. Harusnya kau tidak menjadi lemah seperti itu, sesayang apapun kau dengan seorang lelaki. Kecuali dia suamimu.

Dan hey, apa kau juga ingat dengan lelaki yang seenak jidatnya datang kemudian hilang lenyap tanpa kabar kemudian datang lagi, dan itu bukan sekali. I mean... ada beberapa lelaki yang memperlakukanmu seperti itu. Bagaimana rasanya? Sakit? Trauma? Takut kalau kau akan ditinggal tanpa permisi lagi ketika kau sedang sayang sayangnya? Tapi saat itu aku berterimakasih padamu, terima kasih karna kau sudah tegas menjauh dan menghilang dari kehidupan mereka. Mereka cuma pecundang.

Hmm wait... Mungkin tidak sepenuhnya salah mereka, mungkin kau juga seorang perempuan yang membosankan, kau dingin, tak ada yang betah berlama denganmu.

Yang terpenting sekarang adalah kau telah selesai dengan mereka.

Tetapi cobalah sesaat untuk mengingat ingat kejadian menyakitkan seperti itu agar kau sadar, agar kau tidak terlena dengan cinta cintaan yang mungkin hanya palsu belaka. Kau hanya korban dan kau bodoh kalau membiarkan hal serupa terjadi lagi dikemudian hari, ya, kau bodoh Ria.

Aku hanya memintamu untuk mengingat, bukan untuk mengungkit kemudian membalas dendam. Ingatlah selalu agar kau tak terjatuh di lubang yang sama. Ingat bagaimana sakit dan perihnya. Rasakanlah. Keluarkan air matamu dan berdoalah, mintalah yang terbaik pada Sang Maha Membolak Balikan hati manusia...

Minggu, 23 Agustus 2015

Random, Tears, Blue,,,

Menangis dalam kegelapan,
Menangis dalam lautan,
dan menangis dibawah hujan

Sebut saja begitu
Itu adalah keahlianku.

Aku tidak pandai menunjukkan air mataku ke orang lain.

Aku cuma bisa menyampaikannya lewat tulisan
Dan sangat berharap tidak ada seorang yang kukenal yang membacanya
Karna begitu perih untuk kutahan sendirian
Namun begitu berat untuk ku ungkapkan pada orang lain.

Untuk kalian yang sudah menyakiti
Berpuaslah untuk sementara
Karna hajat kalian untuk menyakiti telah terlaksana
Tenang saja,
Aku tidak akan repot repot mengatur strategi membalas perbuatan kalian dengan hal serupa atau yang lebih parah lagi,
Meskipun aku bisa saja melakukannya
Tapi tidak akan
Aku tidak ingin menjadi jahat seperti kalian

Aku punya Tuhan Yang Maha Adil...

Minggu, 26 Juli 2015

Hari Rayaku...

Happy Eid Mubarak for every moslem in the world!
Telat ya... telat banget lah ini udah H+10

Jujur ya, rasanya kok Idul Fitri tahun ini buat aku sangat terburu buru dan kurang berasa. Itu buat aku aja sih. Orang orang lain mah tetep berasa ya. Kenapa ya? apa mungkin aku banyak dosa? ya ampun semoga enggak ya Naudzubillahimindzalik...

Ini tuh kali pertama dimana aku merayakan lebaran dengan status sebagai pekerja. Lebaran tahun lalu masih mahasiswi. Bulan Ramadhan dulu, duluuu banget sebelum kuliah aku udah pernah kerja, tapi nggak sampe lebaran. Jadi lebaran tahun ini emang pengalaman pertama, dan sebenernya pas hari H lebaran pun aku masih dibebankan pekerjaan meskipun sedikit dan nggak berat. Masuk kerja kekantor sih enggak, dikasih libur 3 hari, hiks, dan tetep sembari open house dan silaturahmi kerumah rumah orang aku juga mesti standby.

Ngeluh? enggak lah, sebisa mungkin aku mensyukuri. Ini alhamdulillah loh aku bisa libur 3 hari meskipun kebanyakan orang libur 1 minggu, diluar sana ada yang enggak libur kerja sama sekali. Misalnya kayak pramugari, atau waitress, atau orang orang yang kerja di tempat tempat wisata yang mana hari libur seperti lebaran malah semakin rame.

Niat ngeluh sih enggak, cuma yaa agak kaget aja kali ya mengingat lebaran tahun lalu masih leluasa kesana kemari jalan sama temen. Tahun ini? cuma sempet ketemu sama 2 teman baikku Tari dan Widya, temenku pas kelas 3 SMA, itupun ketemunya hari senin pas aku udah mulai aktif ngantor. Pulang ngantor langsung ketemu mereka berdua buat makan mie aceh bareng sambil ngobrol. Kebetulan temenku Widya ini pulang ke Jambi setahun sekali karna dia kerja dan ngekost di Jakarta. Ketemu cuma 2 jam, kita nggak sempet poto poto selfie kayak orang orang. Waktu 2 jam bener bener kita pake buat ngobrol sharing kehidupan pribadi kita masing masing.

See you next year, Widya! :')

Iya, cuma ketemu mereka berdua doang lebaran tahun ini. Kalo pacar alhamdulillah lah ya pasti dan harus sempet ketemu. Terus sama teman teman Lumutku juga nggak ketemuuu, mereka tetep silaturahmi kerumah dan cuma ngobrol sama Ibuku karna aku kerja. Sedih sih nggak bisa ketemu mereka, ini udah kali kedua aku absen ngumpul. Kemarin pas buka bareng juga nggak bisa ikutan karna alasan yang sama. Sama temen temen segeng waktu kelas 1 SMA juga nggak sempet ketemu, cuma sama Tari aja, sama Marisa dan Lita nggak ketemu. Padahal kita udah atur jadwal lebaran kedua, tapi karna Marisanya lagi ada musibah, yaaa kita ngga bisa kumpul, ya gimana namanya musibah.

Ini juga kali pertama aku dan keluarga ngerayain lebaran di rumah baru. Jadi aku rasa wajar kalo temen yang datang cuma Lumut aja a.k.a Tina, Tini, Tutut, Oca. Karna cuma mereka yang tau rumahku. Yang lainnya aku rasa pada datang kerumahku yang lama, karna aku emang nggak ngabarin waktu pindah rumah, cuma ngabarin temen yang deket deket aja.

Lebaran kali ini juga ada yang berbeda, karna biasanya kan lebaran pertama kita keluarga besar ngumpul dirumah nenek yang dari ayahku, tapi sekarang udah enggak, karna nenek udah meninggal beberapa bulan yang lalu. Nenek dari Ibuku juga udah meninggal. Jadi lebaran pertama kita sekeluarga dirumah nggak kemana mana, keluarga besar yang datang berkunjung kerumah.

Saking gimana kacau balaunya pikiran aku pas lebaran karna lagi masa peralihan kayak gini, aku nggak begitu ngeh kalo ponakanku Nadia ulang tahun pas lebaran pertama itu. Sehari sebelumnya aku udah kasih kado ke dia, terus entah karna aku lupa atau emang banyak pikiran, yaelah banyak pikiran, beberapa hari berikutnya aku temenin dia beli tas dan peralatan sekolah di mall, dan aku kasih kado lagi deh. Hehehe, gapapa lah ya berarti itu emang rejekinya dia.

Jadi mungkin bukan hari lebarannya yang terburu buru, karna sehari tetep 24 jam nggak kurang nggak lebih, tapi mungkin pikiran dan mindset aku sedang dalam fase peralihan, berasa agak aneh, jadi pikiran agak ngehang dikit. Selain itu juga kebiasaan lebaran yang berubah dan berbeda dari biasanya. Semua akan berubah pada waktunya :')

Sabtu, 18 Juli 2015

Blue.

Malam ini malam yang berbeda dari yang biasanya.
Hanya ada aku, notebook ini, sekaleng minuman soda, dan tisu tisu yang kugunakan untuk menutup mulutku ketika bersin dan menyeka air mataku.
Ya, aku yang tidak pernah suka minuman bersoda tiba tiba malam ini aku ingin meminumnya sebanyak banyaknya.
Ya, aku saat ini sedang tidak sehat karna flu yang menyerangku sejak seminggu yang lalu.
Ya, aku sedang menangis...
Butiran air hangat ini terus saja mengalir, membasahi pipiku, beberapa ada yang terjatuh ke lantai.
Ada sesuatu yang mengejutkanku
Benar benar mengejutkanku.
Tadinya tubuh dan mata ini begitu lelah
Tapi sekarang, bahkan berbaring saja aku sudah tak ingin lagi.
Hanya ingin duduk disini, disudut ruang kamar, disudut favoritku, di tempat aku biasa menghabiskan waktu untuk menangis... kadang berdo'a.

Ya... mungkin aku salah.
Mungkin aku melupakan hal hal penting.
Jujur saja, aku saat ini memang tengah fokus pada satu hal, pekerjaan.
Aku dituntut untuk profesional.
Tapi meskipun begitu aku punya kehidupan pribadi,
harusnya aku adil.
Tapi entahlah, saat ini pikiranku begitu kalut.
Aku serahkan pada Dia Yang Maha Membolak Balikan Hati...

Ya... mungkin aku salah, dan aku pasrah...


Rabu, 17 Juni 2015

Everything Has Change

Seiring berjalannya waktu...

Prioritas perlahan berubah
Keinginan perlahan berubah
Kebiasaan perlahan berubah
Doa perlahan berubah
Pikiran perlahan berubah
Perasaan perlahan berubah

Dan banyak hal lainnya perlahan berubah...

Suka tidak suka, mau tidak mau, sedikit atau banyak, sesuatu akan berubah seiring berjalannya waktu. Entah itu berubah menjadi lebih buruk atau lebih baik. Yang pasti bersiaplah untuk kemungkinan yang terburuk, namun tetap berharap untuk yang terbaik...

Minggu, 14 Juni 2015

Untitle

Why this so damn hurting me, God...

Entah mengapa butiran hangat ini mengalir sangat deras. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku tidak bisa berhenti mengkhawatirkannya. Tentu saja ini semua beralasan. Aku melihat jelas bagaimana penolakan dan rasa sedih yang tengah ia sembunyikan. 

Tuhan...
kutitipkan gadis kecil kami pada Mu, jaga dan lindungi dia dimanapun dia berada.
Kuatkan dia Tuhan, agar tetap tegar saat melihat sesuatu yang tidak pernah ingin dia lihat.
Ceriakan dia selalu, alihkan pikirannya.

I am not her mother, but i really love her...

Aku tau, banyak pertanyaan dikepalanya yang tak pernah kuasa ia lontarkan, dan hingga kini ia tak pernah mendapat jawaban. Salah satunya, mengapa ia 'berbeda' dengan kebanyakan anak seusianya. Aku tau, dibalik senyum ceria dan senandung nyanyiannya batinnya menjerit. Aku tau dia merasakan perih dan menyembunyikannya.

Dear you my little princess...
Sabarlah sayang, tegakkan kepalamu. Tuhan berikan ini semua padamu karna kamu kuat. Meski tak pernah ada yang meminta maaf padamu karna telah membuatmu tersakiti, tapi aku akan selalu mendoakanmu. Iya, cuma doa. Karna aku tak punya kapasitas dan tak berhak atas kamu. Tapi bagaimanapun juga, kamu adalah salah satu sumber semangatku. Aku akan mengusahakan yang terbaik untukmu.

Big girl dont cry...
Aku tau kamu terkejut. Kamu masih terlalu kecil untuk mengalami dan mengerti semua. Jangan sedih gadis kecilku, Tuhan punya rencana besar untukmu. Kemarin kamu bilang kalau tidak ada orang yang menyayangimu, itu tidak benar, karna kami sangat menyayangimu. Kamu, harta yang sangat berharga untuk kami :')

Selasa, 09 Juni 2015

Menikmati Hidup Tanpa Jejaring Sosial

Yaaa... ternyata hidup emang lebih "berasa" tanpa adanya jejaring sosial.
I mean,
Menjalani hidup lebih terasa nikmat dan jungkir baliknya tanpa adanya kewajiban update something in social media. Misal, lagi hang out ke suatu tempat dan yang pertama kali terbersit dikepala adalah buka gadget, wajib posting sesuatu dulu. Atau... pergi ke tempat makan dan 'merasa' haram hukumnya kalo makanannya langsung dimakan tanpa difoto dulu untuk kemudian dishare di jejaring sosial (heiiii makanan itu buat dimakan, bukan buat difoto). Atau juga lagi banyak masalah lantas mengeluh yang berlebih-lebihan di socmed, mengeluh itu manusiawi sih ya, tapi ada baiknya kalo langsung aja mengeluh dengan yang sudah pasti mendengar dan memberikan solusi untuk segala permasalahan kita, yaitu Tuhan. Tujuan melakukan hal yang demikian "supaya apa" ya tergantung niatan yang ada dihati masing-masing ya. Terserah sih. Maybe i ever do that, tapi makin kesini aku ngerasa sepertinya ngga penting dan bikin aku ga bener-bener menikmati hidup. Niat yang sebelumnya pergi ke suatu tempat buat seneng-seneng malah berubah jadi pergi ke suatu tempat biar bisa update kayak orang-orang (itu temen gueh...) 

Sekarang sih aku alhamdulillah nggak social media freak yang kesini dikit share atau ngelakuin apa gitu di share. Kenapa aku bilang alhamdulillah, ya karena aku ingin benar-benar menikmati dunia nyata, melihat apa yang ada disekitarku, bukan terfokus didunia maya belaka yang kadang malah cenderung pencitraan, nggak sesuai dengan kenyataan. Itu aku lho ya. 

Selain itu juga pasti banyak orang yang menggunakan sotoy opinionnya, ngejudge orang lain hanya berbekal akun sosial media yang dimiliki orang itu. Kayak misalnya si A update status galau berarti dia pasti sedang galau, nggak juga sih ya, bisa aja dia update status sambil nongkrong atau sambil ngupil atau pup, nggak ada yang tau. Atau dia ngga pernah posting foto bareng pasangan berarti dia fix jomblo, nggak gitu jugaaa... Kita nggak tau apa-apa lho, cuma Tuhan yang tau segalanya. Kan jadi rentan menghakimi orang lain kalo gitu. 

Selain itu sering-sering buka akun jejaring sosial bisa bikin khilaf. Kayak sering-sering buka IG dan di timeline penuh postingan olshop yang bikin hati dan dompet menjerit (pengalaman pribadi). Kadang juga lumayan bikin penyakit hati, kayak liat postingannya mantan yang dulu paling disayang gonta ganti pasangan, langsung keluar sumpah serapah buat si mantan, halah. Nggak lah ya, itu cuma contoh.

Aku bilang begitu bukan berarti aku hapus all of my account social media, nggaaak. Aku masih butuh informasi dan berita karna seriously aku udah jarang nonton tv. Ya gimana nggak jarang, kesempatanku nonton tv itu cuma malem karna siang aktifitas kan, tapi pas malem itu Mak gue lagi menjalankan ibadah nonton dangdut academy, jangan diganggu, senggol bacok. Jadinya kan mending aku kabur kekamar nonton drakor. Hiks. Lah malah curhat panjang lebar. Balik ke topik ya, jadi gitu, aku tetap pake jejaring sosial sesekali biar tau informasi yang lagi hits, sesekali juga update sesuatu kalo emang lagi bener-bener senggang atau lagi nunggu. Kalo lagi hang out kemana gitu aku ga akan update karna ribet, dan aku tau ga bakal ada juga yang kepo dengan keberadaan aku, haha. Ya biarin sih orang bilang aku nggak kekinian, emang kenyataannya begitu, aku mah anaknya segini segini aja ngga terlalu ngikutin trend. Gapapa...

Kalo orang lain lebih seneng hidupnya dengan banyak-banyak update something dan heboh di socmed ya terserah, itu hak dia. Aku ngga permasalahin kok. Apa yang aku tulis disini murni pendapat pribadi dan ga akan aku paksain juga ke orang lain. Yang pasti aku kan mau hidup senyaman-nyamannya dan sebahagia-bahagianya. So, buat teman-teman yang bertanya kenapa nggak pernah lagi nongol di path, inilah jawaban dakuuu...

Selasa, 02 Juni 2015

Just Sharing

Belakangan ini aku lagi menjalani keseharian dengan beberapa sosok wanita yang menurut aku super woman. Entah kenapa aku bisa bergabung dengan mereka, jujur aku minder banget. Mereka adalah wanita-wanita sederhana dengan pakaian syar'i menghijabi tubuh mereka. Wanita yang sama sekali tidak memikirkan gengsi, yang tidak melabeli tubuh mereka dengan pakaian atau make up branded, namun inner beuty yang mereka miliki cukup terpancar. Wanita yang berbeda dari wanita pada umumnya yang kerap dijadikan objek marketing sebuah perusahaan. Mereka wanita yang berdiri dengan kaki mereka sendiri, bukan digerakkan oleh oknum demi keuntungan materi. Yang ada dibenak mereka adalah kerja keras agar bisa menolong dan membahagiakan orang-orang yang terkena musibah dan membutuhkan uluran tangan. Perkara materi atau finansial mereka tak begitu ambil pusing, kenyataannya rejeki mereka dimudahkan dan dicukupkan oleh Tuhan. Begitulah hukum alam untuk orang yang dermawan.

Mulanya aku ragu untuk bergabung. Karna aku sendiri berbeda jauh dari mereka. Awal mula aku mendatangi mereka dengan high heels plus skinny pants plus lipstik tebal, dan aku pikir ini benar-benar failed. Kenyataannya mereka menerima dan merangkul dengan baik. Prasangka burukku berkata mungkin nantinya aku akan diceramahi perkara pakaian atau ini itu dan sebagainya. Kenyataannya tidak, mereka tidak pernah menyinggung apa yang aku pakai. They are not judging me by my cover, tapi betul-betul dari kemampuan dan niat yang aku miliki. Dan aku juga tidak ingin jadi ustadzah wanna be atau mendadak malaikat karna sudah bergabung dengan mereka, tidak. Aku akan jadi diriku sendiri. Hanya saja aku akan lebih tau diri ketika berada didalam inner circle mereka.

Kami melakukan hal-hal yang sama sekali belum pernah kulakukan seumur hidup. Pernah suatu hari aku sedang sendirian dan menonton berita ditelevisi terkait pengungsi Rohingya di Aceh. Seriously, aku nangis. Melihat ratusan orang berada diatas kapal ditengah lautan tanpa ada makanan. Bahkan mereka meminum air kencing mereka sendiri. Yang tidak bertahan dan meninggal dunia diceburkan kedalam laut. Sempat membatin sendirian "Ya Allah, aku bisa apa?". Kadang melihat berita-berita seperti itu aku akan menangis sendirian, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku cuma makhluk apatis yang hanya bisa menonton mereka dari jauh.

Tak lama kemudian Tuhan kasih jawaban. Aku diberi kesempatan menjalankan misi kemanusiaan peduli Rohingya, melalui lembaga peduli umat Daarut Tauhid pimpinan Kiai Haji Abdullah Gymnastiar yang didalamnya ada wanita-wanita super yang aku sebut diatas.

Aku yakin sekali tidak banyak orang yang berani menjalankan misi ini. Aku pun mulanya seperti itu karna memikirkan gengsi, membawa kotak sumbangan dengan syal relawan kemudian berkeliling dikeramaian. Tapi kemudian aku berpikir, mengapa harus malu, kami mengumpulkan dana bantuan untuk orang yang terkena musibah, bukan untuk kantong pribadi. Apalagi orang seperti aku yang sulit bersosialisasi dengan orang-orang baru, hal itu cukup berat. Tapi yang harus aku lakukan adalah melampaui diriku sendiri. Semua berjalan lancar, meskipun saat itu akan ditemukan manusia dengan berbagai macam watak dan karakter. Niat baik insyaallah dimudahkan dan dilancarkan oleh Tuhan. Tapi dari situ aku percaya, masih banyak orang baik dimuka bumi ini.

Bersama ustad-ustad muda yang merupakan senior kami, kami berjalan menyusuri keramaian. Matahari sedang terik, tapi beruntungnya aku ditugaskan ditempat yang teduh. Salah satu temanku adalah Ibu muda yang usianya masih dibawahku, anaknya masih bayi berusia 1,5 tahun. Melihatnya aku betul-betul tertampar, dia saja mau menjalankan misi kemanusiaan ini dengan ikhlas bahkan harus meninggalkan bayinya dirumah, kenapa aku harus gengsi?

Aku tidak berjanji akan kuat dan terus menjalani misi peduli umat lainnya. Mungkin nanti bisa saja ditengah-tengah aku lelah dan menyerah, atau mungkin aku goyah karna ada sesuatu hal yang menjanjikan materi, toh aku cuma manusia biasa. Hanya saja aku akan berusaha semaksimal dan semampuku untuk tetap bertahan dan belajar. Aku selalu meminta pada Tuhan agar dijauhkan dari orang-orang jahat dan didekatkan dengan orang-orang baik, dan sekarang Tuhan sedang mendekatkan. Aku yakin Tuhan meletakkan kita disuatu tempat bukan tanpa alasan, kita akan ditempa menjadi orang yang lebih kuat dan bermanfaat dengan pengalaman yang telah didapatkan.

Karna ada yang lebih penting daripada menjadi orang hebat, orang berlimpah materi, ataupun orang pintar, yaitu menjadi orang baik dan bermanfaat. (Itu quote dari twitter tapi aku lupa nama akun yang ngetweet). Ya, semoga saja kita termasuk dalam golongan orang-orang yang baik dan bermanfaat. Aamiin.

Selasa, 26 Mei 2015

Intermezzo

Ketika berusia 5 tahun, yang kita khawatirkan adalah bagaimana caranya agar terus bisa bermain dengan teman sebaya tanpa harus dipaksa pulang ke rumah oleh orang tua.

Ketika berusia 10 tahun, permasalahan kita adalah bagaimana agar bisa memecahkan soal matematika dengan benar dan tidak dimarahi guru di sekolah.

Ketika beranjak remaja belasan tahun, permasalahan kita mulai beralih dari urusan sekolah ke cinta-cintaan monyet, merayakan patah hati perdana dengan tangisan, masalah cinta adalah masalah terberat yang begitu menyita waktu, pikiran, dan perasaan. Padahal...

Ketika beranjak dewasa, usia 20 keatas, masalah hidup menjadi kian rumit. Pada usia itu kita akan lebih bijak untuk berbagi cerita apalagi cerita tidak bahagia. Pada usia itu harta, tahta, dan cinta berlomba-lomba untuk menjadi prioritas utama hidup kita. Pada usia itu cinta bukanlah perkara patah hati saja. Pada usia itu kita lebih memilih bertemu orang-orang dengan menggunakan 'topeng' yang bertolak belakang dengan suasana hati kita yang sebenarnya. Pada usia itu kita akan menerima banyak penolakan yang berkali-kali lipat lebih berat daripada penolakan cinta monyet diusia remaja. Pada usia itu kita akan merasakan bagaimana kejam dan tidak adilnya manusia.

Ya, kita hidup di dunia yang didalamnya dipenuhi oleh orang-orang yang tidak adil. Satu hal yang ku yakini, meski manusia tidak bisa adil, Tuhan tetap Maha Adil.

Waktu saja tidak akan bisa mendewasakan kita, kita butuh 'peristiwa' seiring berjalannya waktu. Peristiwa-peristiwa itulah yang akan mendewasakan kita. Karna usia hanyalah angka.

Dewasa bukan berarti kita tak boleh lagi berurai air mata seperti ketika masih kecil atau remaja, hanya saja kewajiban kita adalah menyembunyikan air mata dan berusaha kuat dihadapan orang lain seolah semua baik-baik saja. Karna tak semua orang tulus mendengar cerita dan air mata kita, sebagian mereka menghakimi bahkan memvonis kita dengan sesuatu yang sama sekali tidak mereka pahami. 

Ketika dewasa kita mulai menyadari bahwa hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. Yang pasti, jangan pernah menyerah apalagi pada sesuatu yang sejauh ini sudah kita tempuh separuh perjalannya. Karna kalau kita menyerah, selesailah sudah...

Jumat, 22 Mei 2015

REVIEW; Wardah Long Lasting Matte Lipstick (04 dan 06)

Happy Friday...!

Aku mau review lipenstik lagi nih. Sebelumnya aku udah pernah ngereview lipstik yang serupa tapi shade yang berbeda. Kali ini aku mau review lagi lipstik dari brand lokal kesayanganku si halal Wardah seri long lasting, yang nomor 4 (antique pink) dan nomer 6 (delicate pink). Suka banget sama lipstik Wardah seri yang satu ini. Nggak bikin bibir aku kering, karna mengandung Squalane dan Jojoba Oil, udah gitu halal lagi! Sekarang emang sih, lipstik jenis glossy udah mulai ngetrend lagi ya sepertinya. Dan Wardah ngeluarin seri terbaru yaitu Christallure ya kalo ngga salah, tapi aku belum coba sih. Kayaknya aku stuck di jenis matte yang ringan banget di bibir dan cucok, nyaman banget dipake. Soalnya aku ngerasa wajah aku yang super oily ngga pantes aja pake lipstik yang glossy-glossy, jadinya minyakan semua. Pun eyeshadow aku kurang suka yang bershimer-shimer, lebih suka yang matte juga. 

Lagian aku tipe wanita yang berani pake lipstik deep red atau dark red, tapi ngga berani pake warna merah cabe atau oren gonjreng, no. Nah seandainya aku pake warna deep red yang glossy, itu kayaknya merahnya bakalan mbleber ke gigi gigi juga, iya. Udah gitu kalo minum bakalan transfer ke gelas. Itu yang bikin aku ngga suka pake lipstik glossy T.T Eh tapi di Avenger Age Of Ultron ada tuh scene pas lagi party terus Black Widow (Scarlet Johanson) pake lipstik merah super glossy terus doi minum tapi lipstiknya ngga transfer ke gelas. Dan aku penasaran dia pake lisptik apa, atau cuma bisa-bisaan editan aja. Lah kenapa jadi cerita film...

Lanjut ya. Ada juga sih jenis lip cream matte brand luar yang banyak di olshop, dari berbagai brand mulai dari 35k sampe 500k. Warnanya cantik-cantik, tapi entah kenapa sejauh ini bibirku tak berjodoh dengan lip cream. Jelek banget jadinya, kering retak pecah-pecah kek ubin warteg. Emang sih belum nyobain semua merk, baru nyoba beberapa dan... nggak ada yang cocok :'(

Ini lipstik yang mau aku review shade nya sama-sama pink lembut gitu. Cuma shade yang nomor 4 (Antique Pink) ini menurutku warnanya agak-agak mauve, mirip sama warna lipstik Revlon Super Lustrous nomor 490 (Mad About Mauve). Mirip banget, cuma Revlon ini satin finish. Nah kalo yang nomor 6 (Delicate Pink) warnanya menurutku warna pale pink gitu.
Mohon dimaapkeun kualitas fotonya yang kurang asoy, dikarenakan kamera yang kurang memadai. Itu yang diatas yang nomor 4 dan yang dibawahnya nomor 6. Kalo diulas ditangan perbedaannya emang agak tipis, tapi kalo udah dibibir keliatan kok beda banget.


Itu aku pake yang nomor 4 (Antique Pink). Warnanya Pink natural. Menurutku warna ini cantik kalo dipake buat ombre lips ala-ala cewek Korea, tapi eike kurang paham cara ngebikin ombre jadi ya begini sajalah.


Nah kalo yang ini pake yang nomor 6 (Delicate Pink). Warnanya warna pale pink gitu bukan? Agak kurang cocok ya dikulit aku, pucet. Menurutku lebih bagus kalo yang pake kulitnya putih.

Okay sekian dulu review dari aku. Semoga bermanfaat! ;)

Rabu, 20 Mei 2015

My Opinion About Happiness!

Bahagia itu relatif...
Contohnya, orang gemuk bisa jadi kurus bahagia. Orang kurus bisa gemuk bahagia. Tidak ada parameter khusus untuk kebahagiaan. Nilai-nilai kebahagiaan tiap orang beda-beda.

Setiap orang juga punya cara sendiri-sendiri untuk berbahagia. Tidak ada yang berhak memaksakan pendapatnya pada orang lain. Selama cara dia berbahagia tidak merugikan orang lain.

Cara setiap individu mengekspresikan kebahagiaannya pun berbeda-beda. Ada yang excited, energik, gembira meluap-luap, atau tertawa sumringah dengan wajah berseri-seri, ada juga yang ekspresi wajah maupun bahasa tubuhnya biasa saja tapi hatinya bahagia. Kalau aku itu yang terakhir, hati boleh gembira tapi ekspresi datar-datar aja. Tapi sungguh, aku bisa merasa sangat happy dengan hal-hal yang mungkin sepele dan nggak seberapa. Paling tidak itu kan melatih hati agar mudah bersyukur untuk kebaikan-kebaikan kecil. Hal-hal kecil yang bisa bikin aku happy diantaranya; hujan (tanpa geledek) dan aroma udara sehabis hujan, lipstik baru, pakaian yang nyaman dipake, cuaca yang adem (aku bisa suddenly badmood kalo kegerahan), buku bagus, film bagus, lihat bintang atau pelangi, dan masih banyak lagi.

Bahagia juga berkaitan erat dengan selera. Misal, si A happy kalo nonton film action dan si B suka nonton drama romantic (dan aku penggila dua-duanya). Ya sah-sah aja. Akan menjadi salah kalau si A memaksa si B agar menonton film action dan menilai drama romantic itu norak. Ya tidak bisa seperti itu. Karna selera adalah hal yang tidak bisa diperdebatkan didunia ini. Taste dan ketertarikan tiap orang kan berbeda-beda, dan itu bagus sih menurut aku. Berarti dengan mengetahui taste dia sendiri berarti dia mengenal dirinya sendiri dan menjadi dirinya sendiri. Ada lho yang tidak mengenal dirinya sendiri, tidak tau seleranya seperti apa, yang pasti ikut-ikut orang ajalah. Kalo orang begini ikut begini, lihat orang lain begitu ikut begitu juga. Itu kan nggak konsisten namanya, seperti tidak punya jati diri.

Nah gitu sih menurutku, menurutku yaaa...

Jadi intinya, kita berhak bahagia dengan cara kita masing-masing selama tidak merugikan orang lain. Selamat berbahagia! :)

Selasa, 19 Mei 2015

Nadia

Ini bukan cerpen, bukan pula judul FTV. Itu judul post terinspirasi dari gadis kecil 6 tahun, gendut, item, nakal, cengengesan tapi aku sayang banget sama dia. Dia keponakanku satu-satunya, Nadia.

Kali ini aku mau sedikit cerita tentang dia. Aku mau ceritain kelakuan dia sore ini. Ini lumayan bikin aku ngikik sih. 

Berawal dari dia minjem gunting aku buat gunting mainan dia. Dia bawa guntingnya ke ruang tengah depan tv, kebiasaan dia kan kalo udah main ya udah, berantakan gitu aja. Terus aku ambil guntingnya karna perlu buat potong kain, tanpa sepengetahuan dia, karna dia udah cus ngilang ke teras depan dengan maenan masih berhamburan dilantai.

Nah, abis itu dia ketok-ketok kamar aku tapi cuma sekedar ngetok aja. Gitu terus bolak balik. Ya udah aku biarin aja paling iseng. Abis itu aku shalat ashar. Dia masuk kamarku diem-diem sambil ngeletakin sesuatu disebelah sajadah aku. Terus dia kabur. Ternyata eh ternyata pas aku cek itu undangan yang ada tulisan dia yang kayak cakar ayam, dia tulis "Bunda gunting hilang". Spontan aja aku ngakak sendirian dikamar. 


Ada kali lima menit aku ketawa ngga berenti-berenti. Lagian, pake nulis pesan-pesan segala. Dia itu paling takut kalo pinjem barang aku terus hilang. Walaupun masih kecil tapi dia hafal diluar kepala peraturan-peraturan kalau pake barang aku, pake kamar mandi aku, atau tidur dikamar aku, dan lain-lain. Karna aku emang serba teratur, segala apa-apa kadang aku catat. Jadi dia takut kalo melanggar peraturan aku. Tepatnya takut aku omelin.

Tapi salutnya walaupun aku suka ngomelin dia kayak "Nadia mandi sekarang atau mainan dibakar." atau "Nadia kasur jangan diinjak!" atau "Nadia gosok gigi ya awas kalau nggak!" atau "Nadia main laptop dibawah! Jangan diatas kasur!" (dan masih ada ribuan omelan lainnya), tapi anak itu tetep kalo ada makanan pasti dia selalu kasih ke aku. Malah kalau aku lagi ngga dirumah dia tungguin sampe aku pulang, biar bisa makan bareng aku. Tapi emang nikmat sih kalo udah grasa-grusu rebutan makanan sama dia :')

Kalau Nadia udah nginap dirumah Papa atau Mamanya itu rasanya sepi banget. Kerasa banget uring-uringan. Biasanya dia rusuh tiap aku lagi ngetik di laptop terus dia datang gelendotan minta main game, andalan dia itu game Plants VS Zombie. Terus kalo sore-sorean gitu pasti kita kolaborasi memburu cemilan, atau nggak masak masakan antah barantah. Dan... dia pasti selalu bilang masakanku enak, selalu, walaupun aku sendiri kadang agak pengen muntah kerikil nyicip masakanku (nggak itu bohong). Pokoknya sayang banget sama anak ini. Semoga Tuhan selalu memampukan aku untuk membuat dia tersenyum dan bahagia, aamiin :')


Senin, 18 Mei 2015

Mereka Bilang Saya "Anggun"

Ada sesuatu yang sedikit mengganjal didalam lubuk hati aku yang paling dalam. Ahelah.

Jadi gini...

Tadi itu untuk yang ke 1759 kalinya aku dibilang anggun (padahal aku kan ria bukan anggun, halah). Nggak tau aku mesti sedih, bangga, atau tersipu-sipu sambil cakar-cakar aspal kalau dibilang kayak gitu. Aku penasaran dan bertanya-tanya, apa sih motivasi dan landasan orang-orang itu bilang aku anggun. Patokan anggun menurutku itu kayak Mariana Renata, Artika Sari Devi, atau Oki Setiana Dewi. Dan aku jauh dari mereka bertiga, jauuuuuh... banget (da aku mah apa atuh cuma remah-remah rempeyek).

Malah kebanyakan teman-teman lelaki aku bilang kayak gini "Baru kali ini liat cewek yang benar-benar kalem & anggun" atau kalau temen perempuan bilang gini "Kalem banget sih, teriak-teriak dong", yakali ntar kalo aku teriak-teriak yang ada malah pada bingung, terus demam. Bahkan ada juga yang bilang aku bersin aja anggun, tapi kalau menurutku bersin aku lebih mirip bersin anak kucing sih.

Mungkin, mereka bilang kayak gitu lantaran style aku emang feminin. Cewek banget lah. Ngga pernah pake sneakers atau kets. Mungkin. Tapi kalau dari bahasa tubuh, entahlah ya aku juga ngga tau dan ngga pernah memperhatikan bahasa tubuh aku sendiri. Tapi padahal gaya berjalan aku aja jantan banget, alias (maap) ngangkang, secara waktu kecil aku pernah kecelakaan terus tulang kaki kirinya bergeser.

Oh ya, seandainya itu orang-orang yang bilang aku anggun melihat dengan mata kepala mereka saat aku buang gas beracun kayak yang sering aku lakuin didepan patjar aku, apa mereka masih sudi bilang aku kalem dan anggun?

Tapi yasudahlah ya, anggap aja itu doa baik. Aku nggak keganggu kok dibilang kayak gitu. Cuma penasaran aja, apa alasan mereka bilang eike anggun. Dan sampai saat ini aku belum dapet jawaban atas rasa penasaran aku itu. Tapi yaudah sih, aamiin ajalah.

Sabtu, 16 Mei 2015

Untitle

Hidup ini lucu

Dulu, kita memperjuangkan dan mengharap cinta pada seseorang. Jangankan dibalas, ditoleh saja tidak.
Sekarang, ketika rasa itu sudah pupus, malah orang yang sama berbalik mengemis cinta pada kita...

Hal-hal yang ingin kita ingat selalu malah terkadang tak sengaja terlupakan.
Hal-hal yang ingin dilupakan dan kita berusaha keras melupakannya, justru dengan detail terekam dikepala dan teringat selalu.

Entah ada apa dibalik semuanya.

Semesta memang suka bercanda...

Minggu, 10 Mei 2015

Singkat Cerita Tentang CINTA

"Ketika cinta memanggilmu, dekatilah dia walau jalan yang kau lalui terjal dan berliku. Jika cinta memelukmu maka dekaplah ia, meski pedang disela-sela sayapnya melukaimu." (Kahlil Gibran)

"Cinta adalah dua tubuh dengan satu jiwa." (Aristoteles)

"Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga." (Rhoma Irama)

...dan masih banyak lagi kalimat tentang cinta dari tokoh-tokoh terkenal lainnya.

Cinta itu tak melulu tentang kekasih lawan jenis. Cinta itu universal. Bisa cinta kepada Tuhan, cinta kepada orang tua, cinta kepada sahabat, dan lain sebagainya.

Beberapa orang mendeskripsikan cinta adalah perasaan ingin memiliki orang yang dicintai seutuhnya, perasaan sayang yang teramat dalam dan harus terbalas, rasa ingin selalu berada didekat orang yang dicinta dan tak ingin menjauh, rasa ketika kebahagiaan orang yang dicinta lebih penting daripada diri sendiri, dan lain sebagainya.

Tapi menurutku...

"Cinta adalah ketika namanya tak pernah luput diucapkan dalam doa-doa baik setiap kali memohon dan mengadu pada Sang Maha Mencintai."

Iya, ketika kau mulai menceritakannya dengan khusyuk kepada Tuhan, memasukan namanya kedalam daftar doa-doa baikmu, dan rutin melantunkannya baik secara lisan maupun dalam hati, yang terkadang disertai air mata, berarti kau mencintanya :)

Sabtu, 09 Mei 2015

Story About... Skripsweet!

Tulisan ini disponsori oleh beres-beres lemari buku kemudian nemuin buku besar bercover kuning gonjreng yang ada lambang bebeknya yang akrab disebut skripsi.

Mari sedikit flashback ke tahun 2014, tahun dimana aku sedang jungkir balik berjuang menyelesaikan skripsi. Agak telat ceritanya emang. Tapi sayang kalau dilupain gitu aja, mending dipostin disini. Hehe.

Pasti ada cerita menarik dibalik pembuatan sebuah skripsi...

Dari mulai tahap awal, yaitu ngajuin proposal judul skripsi sebenernya udah aku lakuin mulai tahun 2013, sebelum berangkat Kukerta. Kebetulan aku ikut Kukerta Tematik, bukan reguler. Jadi lebih cepet dari reguler. Kira-kira bulan September aku titip proposal ke temenku untuk dikasih ke Ibu Ketua Konsentrasi Industri dan Perdagangan Internasional karna aku sibuk ngurus Kukerta, tapi hasilnya... proposalku ditolak mentah-mentah. Padahal niat dari awal pengen gerak cepet. Biar nanti pulang Kukerta bisa segera seminar. Tapi yaudahlah.

Pulang Kukerta bulan November. Nyobain lagi ngajuin proposal, dan ditolak lagi. Mana itu lagi super ribet bikin laporan Kukerta dan mau ujian lisan. Yaudah, lupain proposal sejenak. Fokus selesain urusan tetek bengek Kukerta. Udah selesai, udah ujian, dan udah masuk tahun 2014. Bikin lagi proposal, dan lagi-lagi ditolak. Entah kenapa judul proposalku selalu penuh dengan kontroversi. Satu persatu teman seangkatan mulai seminar, sementara aku masih pusing cari judul.

Mungkin ada 10 kali aku ngajuin proposal hingga akhirnya si Ibu Ketua Konsentrasi merasa sedikit kasihan lihat aku dengan wajah memelasku ini. Akhirnya diterima dan aku girang banget. Tidak beberapa lama si Ibu memberikan nama Pembimbing skripsi, Bapak Dearmi Artis SE MSc. Nama yang lumayan asing buat aku. Nggak pernah sekalipun diajarin sama dosen itu. Ternyata Bapak itu dosen ekstensi yang kampusnya di Universitas Jambi Telanai. Mulanya aku pikir ini dosen cewek, tapi denger yang lain bilang Bapak, barulah aku berkesimpulan ini pasti cowok. Hehehe.

Sementara itu, si pacar udah mau seminar...

Pertamanya lega banget udah tau nama PS, berarti bisa langsung bimbingan aja donk. Tapi tidak semudah itu anak muda. Pertama kali datang kekampus ekstensi, sendirian, celingak-celinguk nyariin Bapak tersebut berbekal informasi samar-samar dari temen. Dia bilang Bapaknya (maaf Pak) tidak tinggi, agak gendut, dan hitam manis. Yang kasih info temen sekelasku, cowok, kebetulan dia PS nya si Bapak juga. Terus temenku juga bilang kalau beliau ini orangnya baik banget, langka ada dosen kayak gitu, jadi aku disuruh kasih kesan pertama yang baik. Oke. Masih celingak-celinguk kayak anak keilangan emak di mall.

Hari pertama gagal nemuin Bapak pembimbing skripsi. Hari kedua, gagal lagi. Ketiga, juga gagal. Keempat, sama, gagal.

Aku nyaris putus asa. Datang kekampus ekstensi, duduk nungguin berjam-jam tapi hasilnya selalu nihil. Kemudian akhirnya aku sama temenku bimbingan bareng-bareng. Akhirnya, untuk pertama kali aku melihat sosok Bapak Dearmi. Baik memang, baik sekali.

Tapi judulku lagi lagi dan lagi dan lagi... ditolak :(

Ya Tuhan, pengen nangis. Dimana lagi aku bisa nemuin judul. Selang beberapa hari aku datang lagi bawa judul yang baru, tapi kata si Bapak judulku nggak sesuai sama konsentrasi aku, malah melenceng ke pertanian. Kemudian mungkin karna beliau nggak tega ngeliat tampang aku yang menyedihkan dan memelas, beliau kasih aku judul. Beliau kasih judul tentang ekspor di Pelabuhan Talang Duku, beliau bilang aku harus penelitian disana, dan siapa tau nanti aku bisa ngelamar kerja disana. Eh, Bapaknya ngedoain aku, aku terharu. 

Terimakasih Tuhan, terimakasih.

Awalnya seneng udah nemuin judul yang fix. Tapi besokannya mulai pusing lagi, mikirin data. Yaudah langsung gerak cepet minta surat pengantar dari Tata Usaha. Pergi ke Pelabuhan dianterin pacar. Padahal kita sama-sama enggak tau alamat pelabuhan itu, cuma berbekal informasi dari Ayahku dan plang-plang penunjuk jalan.

Akhirnya sampai dengan selamat. Berharap satu kali datang kesana langsung bisa dapetin data-data yang aku mau, dan ternyata tidak semudah itu anak muda. Surat pengantarku ditolak karna ada kesalahan. Oke sabar Ria, sabar, orang sabar pipinya lebar. Pppppft.

Beberapa hari kemudian kita datang lagi kesana. Kata Bapak Humas pelabuhan, suratnya diproses dulu, karna yang minta data bukan cuma satu, jadi nanti dikabarin via telpon. Oke aku ikut aja kata bapaknya. Pulang kerumah dengan tangan kosong. Menunggu lagi, aku jelas ngga bisa ngapa-ngapain sebelum dapetin data-data dari pelabuhan. Bikin latar belakang aja belum bisa.

Kabar yang ditunggu tak kunjung datang. Mungkin Bapak Humas itu lagi sibuk atau mungkin lupa? Udah beberapa minggu berlalu akhirnya aku datang lagi sama pacar. Sebenernya ngga tega juga liat pacar anter jemput anter jemput dengan jarak yang lumayan jauh. Dia juga kan sama lagi ngerjain skripsi juga. Tapi pernah satu kali aku nekat datang ke pelabuhan sendirian. Pokoknya ada lah lima kali kita kesana, baru kemudian dapet datanya, itupun nggak lengkap.

Ya sudahlah, dengan data seadanya langsung saja aku ngegarap bab 1 sampai bab 3. Bimbingan beberapa kali, revisi ini itu. Mana jam bimbinganku itu magrib, datang jam setengah 5, nunggu, bimbingan, jam 7 pulang. Tapi aku ambil hikmahnya aja. Dapet pembimbing dosen ekstensi berarti aku ngga perlu jauh-jauh kekampus yang di kabupaten buat bimbingan, hihihi. Udah gitu beruntungnya Bapak pembimbingnya baik banget, ngga pernah sekalipun ngeluarin kata-kata yang bikin aku down. Beliau juga ngga segan minta maaf kalau beliau telat pas bimbingan. Setiap pulang bimbingan pasti semangatku berkobar, terharu. Beliau memberi semangat dan doa. Beliau memang berbeda dari dosen-dosen lain yang aku tau. Semoga kelak Bapak masuk surga tanpa hisab, Aamiin Ya Allah :')

Sekitar bulan juni aku seminar proposal. Udah dibantai habis-habisan sama dosen-dosen pembahas, its okay, yang penting udah maju selangkah. Tinggal satu tahap lagi, yaitu sidang. Waktu itu taruhan sama pacar siapa yang duluan ke meja sidang. Sok banget aku segala diajakin taruhan, baru juga seminar. Sementara doi udah seminar dari beberapa bulan yang lalu. Hahaha. Buat bakar semangat aku aja sih sebenernya.

Tidak perlu menunggu lama, langsung aja belajar mengolah data yang sedemikian ribet nauzubillah. Lagi-lagi aku ngerepotin pacar, hehe. Aku cuma mahasiswi salah jurusan dengan isi otak seadanya, nggak jago itung-itungan pake rumus, mata kuliah ekonometrika dapet D, kalau aku mengolah data sendiri maka hasilnya udah bisa dipastikan kacau balau. Doi ngajarin aku yang bebal ini perlahan-lahan dengan sabar, ngajarin ngolah data dan regresi menggunakan aplikasi eviews.

I'm blessed, i have him, the one and only beloved boyfriend. Dengan kekuatan cinta, kita berdua punya doa dan tekad yang sama, tahun ini harus wisuda bareng, harus. Hehe :')

Pendaftaran wisuda udah mulai dibuka. Hati mulai was-was. Kurang tidur. Tiap malem begadang. Wajah udah jerawatan ngga keurus. Berdoa setiap detik. Semua buku-buku, film, game dan segala hal-hal yang bisa mengalihkan fokus disingkirin dulu.

Tanggal 15 agustus penutupan pendaftaran sidang. Si pacar skripsinya udah di acc dan doi tinggal nunggu jadwal sidang. Sementara aku... udah mulai lesu. Udah ngga ada harapan. Rasanya pupuslah sudah harapan diwisuda tahun ini. Nangis? Jangan ditanya lagi, kalo dikumpulin mungkin air mata udah bisa buat mandi orang se RT (halah). Yaudah,  aku pasrah dan berdoa "Ya Allah, jika ketetapanMu bertentangan dengan doa-doaku, maka besarkan hati dan jiwaku agar bisa menerimanya dengan ikhlas, Aamiin."

Tanggal 16 agustus skripsiku di acc. Ya udah aku santai aja, ngapain juga buru-buru, pendaftaran sidang udah tutup kok. Aku menghibur diri. Tenang aja, kan masih bisa wisuda bulan Januari 2015. Its oke gapapa, gapapa... tapi mewek juga. Tanggal 21, si pacar sidang dan lulus. Yup, aku kalah :') Sekitar tanggal 22 kalau tidak salah aku nemuin Bapak Ketua Jurusan buat minta acc dan penguji, si Bapak bilang "Buru-burulah, penutupan pendaftaran sidang bentar lagi, tanggal 25". ARE YOU SERIOUS PAK SUMPE LO SAMBER GELEDEK? Dan ternyata emang dimundurin karna masih ada yang belum daftar tapi udah di acc, salah satunya eike. Sumpah girang banget. Masih ada harapan. Semangat! Langsung aja ngumpulin persyaratan sidang.

Tanggal 25 langsung daftar, pendaftaran tidak berjalan dengan mulus, ada aja yang salah. Jurnalku salah, tapi bisa dibenerin hari itu juga. 

Jadwal sidangku tanggal 29 dan hari itu adalah hari penutupan pendaftaran wisuda. Ya Allah... kenapa mepet kayak gini :( Belum lagi belajar terus ngumpulin dosen. Belum lagi ada 1 dosen yang minta ampun susah banget nyatuin jadwalnya dengan yang lain. Gara-gara dosen itu aku mewek, iyalah. Akhirnya setelah jungkir balik nyatuin jadwal dosen demi dosen disepakatilah jadwal sidangku hari kamis jam 12. Punya waktu 3 hari untuk belajar, emang bener-bener jungkir balik rasanya. Nggak tau waktu itu aku tidur berapa jam sehari, mungkin nggak tidur sama sekali saking hectic nya isi otak aku.

Tibalah hari kamis, hari paling menegangkan sedunia (buat aku). Dan hari itu masih ada aja cobaannya, dosen yang 1 yang paling ribet itu mulanya nolak untuk nguji, tapi beliau penguji utama ku. Dengan santai beliau melenggang menuju parkir mobilnya mau pulang. Aku kejar sekuat tenaga, mohon-mohon udah kayak pengemis. Beliau luluh juga dan balik ke akademik. Belum lagi suasana gedung yang hectic banget, ruangan full karna banyak yang kejar tayang mau sidang, i know, yang mau wisuda bukan cuma aku. Cari-cari ruangan akhirnya dapet. Mulai sidang sekitar jam 2 dan jam 4 selesai dan LULUS!

Udah lulus udah lega? tentu saja belum. Daftar wisuda terakhir besok pagi tjoy! Lagi-lagi beruntungnya aku punya pacar yang... ah sudahlah sulit diungkapkan lewat kata (ihik). Jadi si pacar udah ngingetin sebelum pergi sidang bawa kebaya, biar abis itu bisa langsung foto ijazah. Kok PD banget pacarku ini, kayak aku bakal lulus aja, tapi dia aja yakin aku bisa lulus kenapa aku enggak. Sip bawa kebaya. Siap sidang beresin ruangan, dan si pacar udah nyiapin slip pembayaran wisuda dan yudisium jauh-jauh hari, jadi tinggal setor aja. Doi ke bank BRI depan kampus buat nyetor sementara aku beres-beres. Abis itu udah sore banget langsung cuss studio foto, sebelumnya ke salon dulu buat dandan. Dan ternyata aku bawa kebaya tapi ngga bawa manset dan jilbab, errrr (jadi itu sejarahnyaya temen-temen yang nanyain kenapa aku foto ijazah nggak jilbaban, menurut lo aje). Itu disalon yang dandanin (maap) abang-abang tapi melambai, jadi aku bingung mo manggil apa. Dan serius gara-gara itu aku jadi trauma dandan disalon, jauh bagusan make up aku sendiri daripada dia. Aku jadi kayak tante-tante sanggulan, kayak suzana juga (ppfffft).

Selesai foto, balik kerumah, langsung daftar wisuda online. Oh God, rasanya aku ngga nafas hari ini.

Besokannya pagi buta langsung ngampus bareng pacar, ngantri depan baksi untuk daftar wisuda.

And finally tanggal 27 September 2014 daku wisuda bareng pacar :')

Alhamdulillah, terimakasih Tuhan trimakasih... :')

Sekarang saatnya berjuang di dunia yang lebih keras lagi. Im ready!

"Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit" Ali Bin Abi Thalib.

Rabu, 06 Mei 2015

Just Random

Tolong, tolong maafkan aku
Tapi aku tak akan lagi pulang
Mungkin suatu hari kau kan mencari
Dan tanpa sadar kau akan bicara sendiri
Bukankah ada sesuatu yang hilang?
Kau takkan menangis karna ketiadaanku, aku tau
Kau telah lama melupakanku
Apakah aku sungguh tak penting?
Apakah aku begitu tiada arti?
Tak adakah sesuatu yang hilang?
Tak adakah seseorang yang merindukanku?
Meskipun aku korban
Kau takkan berusaha untukku, tidak sekarang
Meski ku rela mati untuk bisa tau kau mencintaiku
Aku sendirian
Tak adakah seseorang yang merindukanku?
Maaf, maafkan aku
Tapi aku tak akan pulang lagi
Aku tau apa yang kau lakukan pada dirimu
Kutarik nafas dalam-dalam dan berteriak
Tak adakah seseorang yang merindukanku?
Dan jika ku harus bersimbah darah, aku kan bersimbah darah
Aku tau kau tak peduli
Dan jika aku tertidur hanya untuk memimpikanmu
Aku kan terbangun tanpamu
Bukankah ada sesuatu yang hilang?
Bukankah ada sesuatu...

Dalam sekali bukan? actually thats not a poem. Terdengar familiar? Yup, itu adalah lirik lagunya Evanescense yang berjudul Missing, tepatnya arti dari lirik lagu tersebut. Hehehe. I dont know, tonight, i feel so blue. My tears falling down when i hear that song. So deep. Actually that is one of my favorite mellow song. Padahal aku enggak lagi galau, enggaaak...

Mungkin bawaan Pre Menstruasi Syndrome a.k.a PMS kali ya. Entahlah, bawaanya mellow aja. Emosi naik turun. Kadang bablas makan terus, kadang ngga nafsu makan sama sekali. Pengen nangis tapi ngga ada alasan. So, i hear this song and... petjaaaah.

Entahlah tapi aku ini emang typical cewek yang 'agak lebay' pas PMS. Padahal udah atur mindset sedemikian rupa biar biasa aja gitu. Tapi tiap bulan pasti gitu. Kalau belum nangis sampe mata bengkak rasanya belum lega. Bahkan aku banyak habisin waktu dikamar, coret-coret atau bikin apalah gitu. Kalau keluar pengennya marah-marah. Aku juga jaga jarak dengan smartphone or sosial media, takut kebablasan ngumpat disono. Kan dosa (elah).

And... the last but not least, lagu itu recomended banget buat yang ingin menjiwai kegundahan dan kegalauan hatinya, hahaha (evil laugh). Sekarang aku udah lega. Mata udah bengkak. Udah bisa posting nggaje di blog, sambil dengerin soundtrack Black Swan yang Swan Lake Theme (Tchaikovsky). Udah lebih dari 10 kali diputer. Suka aja, bikin relaks. Curhat? Iyaaaa...



Kamis, 30 April 2015

What Makes You Beautiful?

Kriteria perempuan cantik itu apa sih?
Kulit putih, mulus, tinggi, skinny, rambut panjang, hidung mancung, dan lain-lain. Seperti itu?
Kalau menurut aku sih tidak mesti seperti itu. Cantik itu kan relatif. Bahkan perempuan secantik Raisa yang menurut aku cantiknya nyaris sempurna aja masih ada yang nggak suka. Eh kan kemarin Raisa pernah dikritik waktu mengkampanyekan kulit cantik itu putih bersinar. Raisa dikritik karna cantik itu nggak harus putih. Padahal kan Raisa cuma sebagai alat yang mempromosikan salah satu produk kecantikan, kok malah dia yang dikritik (fans Raisa garis keras!).

Iya sih, cantik itu tidak mesti berkulit putih. You know Tara Basro? Kulitnya yang eksotis, Indonesia banget dan cantik! Kulit wanita Indonesia ini cantik sih kalo menurut aku, warna eksotis sawo mateng yang ngga terlalu gelap tapi seksi, terus warna kuning langsat yang cantik banget. Itu unik sih menurut aku. Dan aku setuju, cantik ngga harus putih, tapi bersih.

Beauty is pain...
Cantik itu menyakitkan. Kok aku kurang setuju ya sama yang ini. Demi terlihat cantik jadi rela menyakiti diri sendiri. Kita memenuhi ekspektasi orang yang melihat, sementara diri sendiri tersakiti. Kalau sakitnya sementara sih it's okay lah ya. Tapi kalau sakitnya berkelanjutan dan dalam jangka panjang berakibat buruk kayaknya nggak usah dilakuin. Contohnya, rela pake heels tinggi yang modelnya cantik tapi ngga nyaman dipake dan bikin kaki lecet parah. Kalau aku, yang penting nyaman dulu sih, model itu nomor dua. Terus oplas, tanam benang, liposuction, suntik silikon dan lain-lain.  Kalau aktris sih oke aja, kecantikan mereka kan termasuk aset penting, investasi. Tapi menurut aku kenyamanan sih yang paling utama.

Mending cantik make up apa cantik camera360/filter?
Ini permasalahannya kalau lagi difoto kali ya. I choose cantik make up. Pake kamera 360 sebenernya sah-sah aja sih selama ngga ganggu atau ngerugiin orang lain. Tapi aku pribadi lebih milih dandan aja. Jujur aku ngga jago edit-edit foto, pun muka juga pas-pasan kan, jadinya mending dandan deh kalau mau dapetin hasil foto yang lumayan. Lagipula fitrah wanita kan memang suka berhias diri, wajar-wajar ajalah. Dan kemampuan berdandan itu menurut aku penting dimiliki setiap wanita, paling nggak yang dasar-dasarnya aja kayak pake bedak dan menata rambut. Yang terpenting dandanannya masih dalam batas kewajaran dan sesuai tempat.  

Aku nggak mengklaim diri aku cantik, enggak lah... Lagi pula cantik itu relatif, ada yang bilang kita cantik pasti ada juga yang bilang enggak. Itu perkara selera orang yang melihat aja sih. Kalau aku pribadi cantik itu berhubungan erat dengan percaya diri. Dan aku akan percaya diri kalau aku nyaman dengan apa yang aku kenakan, seperti baju, makeup, dan sepatu. Kalau nggak nyaman kayaknya bakal sulit untuk percaya diri. Cantik atau tidak itu kembali lagi, penilaian orang beda-beda. Yang terpenting nyaman dan jadi diri sendiri. Comfortable comes first girls. Dan ada yang lebih penting lagi dari sekedar cantik fisik, yaitu cantik hati. Miliki attitude yang baik. Berusaha untuk selalu berbuat baik and have positive mind. Inner beauty akan menambah poin kecantikan fisik. So, be kind!

Selasa, 28 April 2015

Duapuluh Empat!

Time flies fast :')

Akhirnya, hari ini tanggal 27 April usia aku genap sudah 24 tahun. Campur aduk. Aaaaak... rasanya enggak rela. Kok cepet banget. Rasanya baru kemarin menginjak usia kepala dua, sekarang udah 24 aja. Rasanya aku belum jadi apa-apa diusia segini.

Kalau boleh jujur, ulang tahun aku kali ini lumayan absurd. Tanggal ulang tahunku acak-acakan, hehe. Hari jum'at tanggal 24 udah dapet ucapan aja dari dua sahabatku Marisa sama Lita (udah diceritain sebelumnya). Hari sabtunya sama minggu diucapin lewat email dari rekan-rekan sejawat.

Aku mau cerita sedikit tentang little surprise dari orang-orang tersayang.

Hari minggu kemarin kediamanku yang baru ini digerebek mbak-mbak berisik kesayanganku, geng Lumut (geng dari SMP entah apa filosofinya). Sore itu, mereka nyari alamat rumah baruku berbekal informasi seadanya dari aku. Hujan lebat banget, tapi mereka (Tina, Tini, Tutut, dan Oca) sampai juga sebelum maghrib. Mereka datang bawa donat Jco sekotak, masuk rumah langsung nyamber lilin dari emak gue. Mending kalo lilin buat ulang tahun, ini lilin putih buat mati lampu. Grasa-grusu rebutan donat padahal kan ceritanya itu donat buat aku. Tapi ya begitu, bukan LUMUT namanya kalo enggak cekakak-cekikik rusuh nyablak enggak bisa diem. Aku nggak melihat apa yang mereka bawa, tapi kehadiran mereka, kebersamaan kami. Itu priceless moment sih kalau aku bilang. Masing-masing kami sudah memiliki kesibukan dan rutinkitas, jadinya hari ulang tahun aku dimajukan seenak jidat oleh mereka, hari minggu, hahaha. Tapi aku bahagia, aku sayang mereka dengan segala keanehan mereka. I LOVE US, LUMUT!!!


Itu foto kita kemarin. Dari yang baju putih itu Tini (yang paling cantik proporsional), terus Oca (paling muda tapi badannya paling gede), aku (paling kecil badannya dan paling waras ;p), Tutut (paling lucu dan dewasa), yang terakhir Tina (icon geng Lumut yang paling aneh, cantik tapi jorok, paling sering kita bully, tapi paling tegar). Cantik-cantik bukan, aku aja rada minder deket mereka. Kita punya nama tapi tetep panggilan kita dari SMP itu "nenek" atau "nek". Jadi nama bagus kita ngga guna di geng Lumut.

Nah... sepulangnya mbak-mbak rempong itu dari rumahku, malemnya aku sekeluarga dinner diluar. Aku kira dalam rangka apa, rupanya kata Ayahku dalam rangka hari ulang tahunku. Ih terharu :')

Pagi harinya (hari senin) pas bangun tidur ada 'something' diatas meja dari Ibuku. Semacam kado lah ya, isinya... ada deh. Lahaciyaaa.

Yang paling bikin aku seneng, tadi, beberapa jam yang lalu. Si patjar datang bawa birthday cake sama kado. Aku nggak nyangka dia bakalan datang hari ini. Kirain besok-besok pas hari libur. Ternyata dia nyempetin, pulang ngantor langsung kerumahku. Padahal jarak dari rumah dia kerumahku lumayan jauh. Gimana ngga makin cinta sama doi (duileh). Magrib, aku baru abis mandi, dia sampe rumah bawa-bawa kue udah kayak bang abang Saimen (hihihi). Oh ya dia juga kasih kado. Pas ulang tahunku yang ke 22 dia sempet bungkusin kado plus bonus ulat buat aku, iseng banget karna tau aku phobia sama hewan kenyel-kenyel (errr...) yang satu itu. Tapi kali ini kadonya waras, waras banget. Isinya... lahaciyaa.. yang pasti thats so me. He know me so well lah pokoknya. Aku sukaaa... suka banget. Aku mah anaknya gampang dibahagiain. By the way ini yang ketiga kalinya ngelewatin birthday sama doi. Tapiii... umur aku udah 24, dia masih 22 aja. Walaupun brondong tapi doi dewasa banget, aku nya malah yang rada childish. E tapi ngga masalah dong ya tuaan cewenya dibanding cowok. Baginda Nabi Muhammad SAW aja lebih muda 15 tahun kok dari Siti Khadijah. Ini cuma beda 2 tahu aja, ngga masalah. Lagian kemasan aku kan masih kayak teenagers (HAH). Aku ngomong begitu beralasan loh, percaya ngga percaya aku kalo ke warung atau alfamart dengan wajah bare face tanpa make up plus baju tidur, itu yang ngegodain brondong-brondong seragam putih abu-abu. Emang sih nggak tau diri tuh anak ABG, semena-mena, tante-tante digodain (lah). Makanya aku make up terus kalau keluar sama temen atau pacar

Yah... ujung-ujungnya jadi curhat begitu. Sudah terima sajalah kalau aku bukan lagi gadis ABG belia enerjik dan bertalenta (halah).

.

Itu foto beberapa jam yang lalu :')

Tapi aku juga harus kasih kado untuk diri aku sendiri. Semacam reward gitu lah. Biar aku lebih semangat dalam mengejar sesuatu yang sangat ingin kuraih sesegera mungkin. Sekarang masih mikir mau kasih kado apa buat diriku sendiri. Mm... 2 pcs lipstik not bad lah ya. Hehehe.

Bahagia. Bahagia banget. Terima kasih Tuhan atas segala kenikmatan yang Engkau berikan, aku masih diberi umur hingga detik ini. Terimakasih Ibu, sudah melahirkan dan membesarkan aku. Terimakasih Ayah sudah menyekolahkan, memberi kenyamanan dan fasilitas dari aku lahir sampai sekarang. Terimakasih Asep Norzeha, atas cinta tulus, kasih sayang, waktu, dan pengorbanan yang sudah kamu lakukan untukku. Terimakasih sahabat-sahabat dan saudara-saudaraku sudah mewarnai hidupku sampai sekarang. Terimakasih semuanya. Terimakasih sudah mendoakan. Semoga doa-doa baiknya diijabah Allah SWT, aamiin.

Berasa kayak lagi nulis kata pengantar di skripsi gitu ya, hahaha.

Intinya, aku bahagia. Sangat bahagia :')

Hello twenty four, i'm ready!

Bismilahirrahmanirrahiim...

Senin, 27 April 2015

Untuk Lelaki Tak 'Berhati'

Ini bukan puisi
Hanya rangkaian kata dari hati yang (pernah) kecewa

Hei kau lelaki masa lalu...
Tak bisakah kau cukupkan tingkah lakumu yang seperti itu?
Berapa banyak hati yang sudah kau patahkan?
Berapa banyak perempuan yang kau kecewakan?
Berapa banyak?
Mungkin belasan bahkan puluhan.

Aku yang sudah tidak tau dan tak mau tau tentangmu,
Tiba-tiba terusik (lagi)
Kenapa kau hancurkan hati perempuan tulus yang ku kenal...

Apakah kau setega itu?
Iya, benar, nyatanya kau memang tega.

Kalimat sakral kau obral-obral.
Tak khawatirkah kau?
Doa-doa buruk dari perempuan yang pernah kau kecewakan menyertaimu.
Bagaimana kalau semesta meng-aamiin-kan...?

Apa kau tak punya hati dan perasaan?
Bukankah Ibumu dan saudaramu adalah perempuan?

Hei kau
Sudahilah perbuatanmu yang seperti itu
Sudahlah cukup.

Sabtu, 25 April 2015

Kalau Pasangan Mendua

Sore ini didaerah rumahku hujan cukup lebat. Listrik padam. Kalo listrik padam jadinya mati gaya. Terus aku iseng buka akun ask.fm ku yang udah lama banget nggak aku buka. Ada 3 pertanyaan dari anonim. Dua diantaranya pertanyaan annoying. Nah yang satunya pertanyaannya gini, "Kak pacarku selingkuh, tapi aku aku udah sayang banget sama dia. Gimana donk?". Sebetulnya nggak kujawab sih di ask.fm, aku biarin aja. Paling juga anak ABG tuh yang nanya kayak begitu. 

Jadi, tulisan aku kali ini terinspirasi dari situ.

Baiklah karna batre notebook yang hanya tinggal 7% langsung ajalah.

Pernah selingkuh? Alhamdulillah ngga pernah.
Pernah diselingkuhin? Pernah dulu, dulu banget.
Gimana rasanya? Entahlah... udah lupa.
Yang pasti sakit lah ya, kecewa. Tapi aku bersyukur banget udah diduain sama orang itu. Aku tau itu cara Tuhan agar aku menjauh dari dia, dari orang jahat. Jahat kan, jahat lah. Aku percaya dan selalu percaya kalau wanita baik adalah untuk pria baik juga sebaliknya. Jadi kalau disakitin kayak gitu aku nggak bakalan balas nyakitin pun nggak balas dengan kebaikan juga. Aku lebih ke nggak bakalan peduli lagi selama-lamanya. Ya anggap aja nggak pernah kenal. Tapi orang itu tetep ramah kalau berpapasan.

Jadi ya kalau pasangan udah jelas-jelas dan terbukti mendua, sesayang apapun itu, just stay away from he/she. Ada sebuah survei mengatakan kalau seseorang yang pernah selingkuh itu akan mengulangi lagi perbuatannya dikemudian hari.

Kalau dia nggak selingkuh?
Maksudnya kalau dia punya banyak fans aja gitu yang ngegodain dia duluan (duileh). Ya kalau aku sih, lihat dulu. Seandainya pasanganku digodain cewek lain tapi dia nggak ngerespon sama sekali, tapi si cewe tetep terus godain, ya aku bakalan maju buat menghentikan si cewek itu. Bukan ngelabrak, nggak gitu. Ngomong baek-baek aja dulu. Tapi... seandainya ada cewek ngegodain pasanganku, dan pasanganku kasih respon, ya udah bye. Aku nggak bakalan buang waktu buat ngomong apa-apa ke si penggoda. Cukup menyudahi hubungan dengan si pasangan. Selesai perkara.

Perjuangkan orang yang memang PANTAS untuk diperjuangkan.

Nggak mau nyari tau penyebab dia selingkuh? Bisa jadi itu karna diri kitanya yang bermasalah sehingga membuat dia mendua?
Aku sih nggak mau. Iya, bisa jadi mungkin kita ada 'something trouble' yang bikin dia selingkuh. Tapi bukan gitu juga caranya. Bersikap dewasalah. Bicarakan dengan baik-baik. Bukan main selingkuh-selingkuh aja, itu jahat.

Jadi gitu sih menurutku. Intinya kalau pasangan mendua, ya sudah tinggalkan. Jangan balas dendam, karna itu bukan perilaku yang menunjukkan kedewasaan. Fokus aja berbenah diri menjadi lebih baik luar dan dalam. Insyaallah Tuhan kasih yang terbaik, yang pantas mendampingi.

Bye.

Jumat, 24 April 2015

My Wish...

Jadi, tadi pagi, pagi sekali, aku dibangunkan dengan ucapan "Happy Birthday" dari dua sahabatku, Marisa sama Lita. Aku yang baru aja buka mata dan masih keruntelan dalem selimut baca pesan dari mereka terus spontan ngecek kalender di hape. Ini masih tanggal 24, aku kucek mata dan coba fokus lagi ngeliat kalender. Masih tanggal 24 dan aku yakin tanggal ulang tahunku bukan tanggal 24 tapi 27. Aku tertawa geli sendiri. Mereka merasa malu. Yah wajar lah mereka agak-agak amnesia sama tanggal ulang tahunku, karna 2 temenku ini lumayan sibuk sama pekerjaan mereka. Yang satu mbak-mbak pegawai disebuah bank yang sibuk melayani customer tiap hari, yang satu lagi mbak-mbak suster di salah satu rumah sakit.  Mereka sibuk, tapi aku mengapresiasi itikad baik dari mereka yang udah mau ngucapin, ngedoain, walaupun kecepetan. Hihihi...

Iya, ulang tahunku masih tiga hari lagi. Usiaku akan bertambah, dan aku semakin menua (hiks).

Sebenernya aku lebih excited sama hari ulang tahun temen-temenku dan pasanganku daripada ulang tahunku. Kalo ulang tahunku sendiri aku agak abai. Ya karna kan kalo ulang tahun temen atau pasangan itu biasanya jauh-jauh hari aku udah memikirkan dan mempersiapkan sesuatu. Kalo ulang tahun sendiri ya ngga ada yang perlu aku persiapkan, paling harus siap mental aja nerima umur yang semakin bertambah angkanya (pffft).

Waktu hari ulang tahun pengen apa?

Ada beberapa hal yang sangat aku harapkan, seiring dengan bertambahnya usiaku. Bukan materi atau harta benda. Bukan juga pengen nikah besok pagi. Bukan, bukan itu.

Aku pengen apa yang aku cita-citakan segera terwujud. Doa-doa yang tak lepas terucap dari lubuk hati dan lidah ini dalam setiap lima waktu, kuharap segera diijabah Sang Maha Mengabulkan Do'a. Aku punya beberapa cita-cita, bukan satu.

Aku pengen menjadi novelis. Iya, novelis, bukan penulis. Pengen banget. Bukan karna materi, tapi karna passion. Aku suka menulis cerita dari kecil, dari pertama kali aku bisa menulis. Waktu belum ada teknologi seperti komputer, laptop dan sebagainya, aku menulis dibuku tulis. Menulis cerita fiksi yang tergambar dalam imajinasiku. Waktu SMA aku sering menulis cerita dibuku tulis, udah gitu dibaca sama temen-temenku. Rasanya menyenangkan. Beberapa tahun yang lalu aku pernah mengalami shock dan enggak mau nulis cerita lagi. Karna waktu itu aku mengalami insiden. Tas aku dijambret. Notebook aku ada didalam tas itu. Notebook yang isinya sangat penting bagiku. Disana banyak tulisan-tulisan hasil karyaku. Ada beberapa novel yang kutulis serius, dan aku berencana suatu hari nanti salah satunya akan dikirim ke penerbit. Aku bener-bener shock saat itu. Rasanya pupus sudah. Aku jadi ngga mau nulis cerita lagi. Tapi kemudian dengan susah payah aku bangun semangatku, kembali menulis. Imajinasiku harus dituangkan. Kan sayang kalo lagi banyak inspirasi nggak keburu dituangkan terus jadi lupa. Aku mengidolakan beberapa novelis. Kalo dari Indonesia aku salah satu favoritku itu Habiburahman El Shirazy atau yang sering disapa Kang Abik, penulis novel islami. Aku suka baca novelnya. Kang Abik ini suka menulis novel islami yang latar belakangnya tidak hanya di Indonesia, tapi ada yang di Kairo, Beijing, Rusia, dan lain-lain. Jadi pas baca novelnya itu berasa kayak lagi mengunjungi negara-negara yang ada diceritakan. Aku juga pengen bikin satu novel islami. Mengajarkan nilai-nilai Islam didalam sebuah novel, untuk amal Jariyah. Sebetulnya kalau soal membaca aku bukan cuma suka baca novel. Buku apa aja aku baca, kecuali buku yang didalamnya ada angka-angkanya, bikin migrain, hehe. Lagi pup pun aku bawa buku kekamar mandi. Kadang kalo nggak bawa buku aku iseng baca-baca manfaat dan kandungan zat yang ada dalam shampo, sabun, odol, dll. Hehehe...

Aku juga pengen jadi pengusaha. Sebenernya cita-cita ini aku dapet dari bangku kuliah. Kan aku alumni fakultas ekonomi, jadi tiap hari dijejelin teori-teori ekonomi dan ditanamkan mindset entrepreneur. Dan entah mengapa mindset itu bener-bener tertanam diotakku. Jadi pengusaha apa? Nah itu masih rahasia, hehe. Sebetulnya menjadi pengusaha bukan cuma mencari materi semata. Tapi lebih dari itu, aku punya misi khusus yang sesuai dengan ajaran yang aku dapat dibangku kuliah. Yaitu mengurangi pengangguran, hehe. Menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya. Sekarang memulai dari skala kecil aja dulu, menabung, bertahap step by step. Aku ngga berani langsung jederr minjem uang ke Bank sekian juta buat buka usaha kayak di film Billionaire, nggak. Aku nggak berani ngutang, karna pasti hidup nggak tenang dan tidur nggak nyenyak kalo punya hutang. Kalo bisa jangan sampe lah ngutang-ngutang.

Terus selanjutnya aku pengen jadi Guru. Bukan Guru TK, SD, SMP, SMA yang resmi seperti itu, bukan. Aku cuma mau menjadi pengajar, mengajarkan sesuatu atau ilmu yang aku punya ke orang lain. Kan kalo kita berbagi materi maka akan berkurang, tapi kalau berbagi ilmu maka akan bertambah. Sebenernya cita-cita aku dari kecil, pertama kali ditanyain disekolah "Mau jadi apa?" itu aku jawabnya mau jadi Guru. Tapi semakin besar semakin dewasa pola pikir aku mulai berubah. Aku tidak bisa menjadi guru yang disekolah-sekolah karna aku tidak berkompeten, aku juga bukan lulusan fakultas keguruan kan. Aku mau menjadi seorang pengajar, biar bisa jadi Amalan Jariyah juga.

Ada terbersit sedikit pengen jadi fashion designer, karna aku suka merombak pakaian yang aku beli. Pas aku beli modelnya berbeda, terus aku ubah modelnya sendiri sesuai dengan keinginan. Tapi aku harus tau diri dong ya, gambar aja nggak bisa segala mau jadi fashion designer (pffft). Tapi tetep dalam waktu dekat aku harus kursus menjahit, and sewing machine still in my wishlist. Bukan mau serius-seriusan jadi perancang busana kayak Dian Pelangi, bukaaaan (da aku mah apa atuh)... Aku mau kursus jahit biar bisa bikin baju yang sesuai dengan keinginanku, yah setidaknya aku yang pake sendiri hasil rancanganku, dan keterampilan menjahit itu menurutku penting dimiliki seorang wanita ;)

Kadang juga terbersit pengen jadi make up artist. Karna suka banget dandan, dan pernah ada yang minta dimake up tapi aku tolak karna perintilan make up ku belum memadai dan takut juga kalo nggak cocok sama muka nya dia terus jadi break out. Dan menjadi makeup artist kayaknya sama kayak fashion designer diatas, bukan menjadi prioritas, tapi lebih ke pengen belajar buat kepentingan diri sendiri aja.

So, thats my wish... Semoga bisa tercapai semua (aamiin). Pokoknya usia 24 dan seterusnya nanti bener-bener dipake buat mengejar karir. Berjuang sekuat tenaga karna yang namanya pencapaian dan kegagalan itu satu paket yang harus dihadapi. Gagal kan bukan alasan untuk berhenti, masih ada kesempatan untuk nyoba lagi. Karir aja nggak nikah? Ya nggak gitu juga... Aku nggak terlalu mengkhawatirkan urusan jodoh atau menikah, itu Tuhan udah memberi ketetapan. Yang pasti aku memantaskan diri aja untuk jodoh yang baik. Nggak mesti pas lihat temen-temen mulai pada nikah terus jadi latah pengen ikutan cepet nikah, nggak gitu. Intinya ya... setiap orang pasti akan menikah pada waktunya, waktu yang sudah ditetapkan Allah. Hehehe..


Rabu, 22 April 2015

TREND.

Sekarang ini apasih yang lagi trend?

Yang aku tau, sekarang lagi demam batu akik, botol penyedot bibir (entah apalah namanya), "alis", bleaching gigi, ganteng-ganteng srigala (eh enggak ding) dan masih banyak lah lagi pokoknya...

Kali ini aku mau bahas beberapa, khusus buat perempewong aja (ga bahas batu akik, nggak ngerti).

"Pantang pergi sebelum alis jadi" ada quote kayak gitu aku baca di instagram. Apa bener seperti itu? Aku pribadi sih enggak juga, kalo lagi buru-buru ya mana sempet mikirin alis. Sekarang banyak banget kosmetik-kosmetik buat ngegambar alis kayak; pensil alis, eyebrow powder, eyebrow pomade, dan lainlain dengan harga bervariasi. Dan banyak banget tutorial-tutorial cara gambar alis di sosial media. Aku sendiri pake pensil alis sebelum ritual "ngalis" ini booming. Alis asli aku tebel banget waktu itu, terus ditambah lagi pensil alis item. Iya, kayak Shincan. Beruntungnya itu terjadi sebelum trend ngalis sekarang ini. Kalo sekarang alisku udah dirapihin (bukan dicukur), terus cuma pake eyebrow powder aja biar keliatan natural. Eh tapi ada lho orang yang nyukur abis alisnya untuk kemudian digambar lagi, ada. Kedengerannya ribet ya. Tapi ya udahlah terserah orang itu, toh alis alis mereka. Aku nggak mau munafik, aku ngikutin fenomena trend alis ini. Tapi kalo boleh jujur aku lebih suka tatanan alis cewek-cewek Korea atau Thailand, kesannya natural dan rapi.

Eh dulu juga pernah waktu aku masih sekolah, dulu itu waktu rambut rebonding lagi jadi trendsetter. Aku mau bergunjing sedikit. Jadi aku punya temen, tapi bukan temen juga sih, intinya kenal lah ya, dia (cewek) punya rambut cantik banget. Rambutnya item, panjang, lurus, tebel, halus, lembut, pokoknya udah bagus banget. Aku aja pengen punya rambut kayak dia. Tapi karna mau ikutin trend saat itu, rambutnya yang udah lurus direbonding lagi. Katanya dia sih biar punya rambut mahal. Padahal rebonding itu kan tujuannya meluruskan rambut yang keriting. Terus, masih orang yang sama, waktu itu lagi booming Hair Extension. Dia kan rambutnya udah panjang, terus katanya mau dipotong pendek untuk kemudian di extension (disambung rambut baru). Padahal rambutnya dia jauh lebih bagus dari rambut extension yang 11 12 kayak sapu ijuk karna ekstensionnya bukan disalon professional. Lah ekstension kan tujuannya buat manjangin rambut secara instan. Dia udah punya rambut panjang padahal. Ini aku nggak habis fikir sih. Tapi ya udah kembali lagi, rambut-rambut dia duit-duit dia.

Ada lagi yang agak nyeleneh terjadi baru-baru ini. Shading dada (buat cewek). Katanya sih biar payudaranya keliatan agak besar dan berbentuk/indah. Aku liat tutorialnya di instagram. Dan aku nggak mungkin nyobain atau ngikutin, nggak mungkin banget. Itu buat cewek-cewek Barat yang kalo berpakaian keliatan cleavagenya, atau buat model untuk keperluan waktu photoshoot biar dadanya keliatan lebih indah. Lah aku berhijab segala mau shading-shading dada, nggak guna : /

Ini sih yang lebih nyeleneh, trend botol penyedot bibir. Aku nggak tau apa namanya. Itu juga dipopulerin orang-orang Barat sana. Jadi bibirnya kayak dimasukin kedalam suatu benda mirip botol gitu, terus dibiarin beberapa saat, pas udah dilepas bibirnya jadi tebel. Biar kayak bibirnya Kylie Jenner katanya. Tapi aku pribadi liatnya serem. Alat itu udah makan korban. Ada yang bibirnya robek gara-gara itu. Tertarik? Aku sih enggak...

Aku pernah dibilang berhijab karna ikutan trend. Nope, not like that. Aku berhijab kalo nggak salah waktu semester 2, karna "disentil" dosen pembimbing akademik. Itu jauh sebelum adanya hijabers-hijabers muncul kepermukaan. Lagian kok berhijab dibilang trend. Ck.

Menurut aku pribadi nih ya, sah-sah aja mau ngikutin trend atau segala macam. Aku ngikutin trend kalo emang itu menarik buat aku dan aku mampu. Kalo enggak menarik buat aku atau nggak cocok atau nggak pantes ya nggak aku ikutin. Kalaupun aku tertarik juga, tapi aku nggak mampu, ya nggak akan aku paksain. Tapi ada nih ya orang yang sampe pinjem barang/uang sama orang lain biar gaya dan kekinian. Kalo alasannya itu, lebih baik nggak usah lah ya, terlalu memaksakan diri sendiri dan orang lain. Kecuali kalo emang lagi butuh, bukan buat gegayaan ya boleh-boleh aja. Asalkan yang minjemin juga nggak merasa dipaksa.

Tapi kadang orang-orang ngikutin trend biar dapet pengakuan dilingkungan pergaulannya. Biar nggak didiskriminasi. Kalo nggak ngikutin bisa dibully. Kalo kayak gitu sih pergaulannya yang salah. Mending bergaul sama orang-orang yang bisa menularkan kebaikkan ajalah, sama orang-orang yang tulus. 

Intinya menurutku, boleh-boleh aja ngikutin trend, yang pasti harus selektif dan bijak.

Ya udah sih segitu aja.


Senin, 20 April 2015

Sepenggal Cerita Hati yang Pernah Patah

Malam di bulan Oktober tahun 2009. Pertama kali aku mendengar suaranya via telepon. Dia memperkenalkan dirinya singkat. Seorang mahasiswa semester 5. Atas rekomendasi seorang teman, dia mendapatkan nomor ponselku dan menghubungiku. Malam itu, kami bercerita panjang lebar, sesekali kami bernyanyi duet, seolah sudah kenal akrab dan lama. 

"Janji ya, besok pagi kita ketemu. Inget, jangan pake mandi. Biarin aja muka bantal baru tidur. Oke Yak..."

Pagi itu seusai mengantar sekolah adikku, kami bertemu dipinggir jalan disuatu tempat. Kami berkenalan secara resmi setelah sebelumnya berkenalan ditelpon.

"Eh bener kan nggak mandi. Apa jangan-jangan udah nih..."
"Belum. Serius"
"Tapi belum mandi kok cantik sih"
"Errr..."

Tidak lama setelah pertemuan pertama yang agak absurd itu, kami resmi menjalin hubungan. Entah kenapa aku begitu cepat jatuh cinta padanya. Aku merasa nyaman. Dia berhasil membuatku move on dari mantan lama yang membuatku beku bertahun-tahun. Seringkali aku diajak jalan bersama dengan teman-temannya. Jarang sekali kami jalan berdua saja.

Malam minggu itu kami berjanji akan kencan berdua saja. Dia tahu aku merasa tidak nyaman jika setiap kali jalan harus bersama teman-temannya. Malam itu dia minta ditemani futsal, setelah selesai futsal baru kita jalan. Sebetulnya aku kurang nyaman, karna aku satu-satunya perempuan yang ada disana. 

Selesai futsal handphone miliknya berdering. Dia menjauh untuk mengangkat telpon, tapi tetap saja aku mendengar pembicaraannya.

"Oh ya. Dimana? Oh oke oke, aku nyusul kesana..."

Setelah menutup telpon dia kembali menghampiriku.

"Yak, kayaknya kita pending dulu ya jalan-jalannya. Kakak cape nih abis main futsal, mau istirahat. Gapapa kan yak..." katanya sembari mengacak-acak rambutku.

"Oh... iya gapapa kok kak gapapa"

Itu adalah kebodohanku yang pertama...

Keesokan harinya dia datang kerumah dengan tiba-tiba. Aku tidak menyinggung kejadian semalam, tetapi dia membicarakan sesuatu tentang penampilanku semalam.

"Yak, kalo jalan sama kaka jangan pake hak tinggilah. Terus nggak usah pake-pake bando, kesannya kekanakan. Baju juga jangan pake yang ketat, terus jangan sampe keluar rumah pake celana pendek, kakak ngga suka lihat cewek pake celana-celana pendek..."

Bla bla bla.. dia bicara panjang lebar mengkritik penampilanku semalam. Malam itu aku mengenakan hareem pants dibawah lutut (sama sekali bukan celana pendek), baju lengan panjang yang memang agak ketat dan bando pita putih. Lagi-lagi aku mengangguk mengiyakan ucapannya.

Beberapa hari kemudian. Sore itu aku mengirimkan message ke nomor ponselnya.

"Lagi dimana kak, lagi apa?"
"Lagi mau tidur nih, ngantuk banget sumpah"
"Oh, ya deh tidur aja kak. Maaf ganggu ya"

Tidak ada balasan lagi setelah itu. Sekitar 30 menit kemudian dia melintas didepan mataku bersama teman-temannya. Lantas dia membawaku berjalan-jalan sebentar.

"Tadi kakak ngantuk banget yak. Tadi itu sampe ketiduran didalam kelas, hehe, ini baru pulang ngampus..."

Aku cuma mengiyakan. Aku sama sekali tida sreg membahas hal itu. Sejak saat itu aku berjanji tidak akan memulai duluan percakapan basa-basi atau memberi kabar melalui pesan singkat. Tidak lagi, kecuali jika benar-benar penting.

Sore itu aku kencan berdua dengannya. Makan ditempat biasa yang sering kami kunjungi.

"Bentar lagi tahun baru, 3 hari lagi. Kita jalan ya yak, jangan bikin acara sama teman-teman, sama kakak aja..."

Ingat sekali dia bilang seperti itu. Tapi nyatanya malam itu bahkan dia tidak memberi kabar. Karna aku sudah berjanji tidak akan menghubungi dia terlebih dahulu, jadi aku biarkan. Malam itu hujan, fikirku dia tidak keluar kemana-mana.

Keesokan harinya dia datang membawa cerita tahun barunya, tanpa dosa...

"Semalem kakak keluar sama temen yak. Kita kesini kesini abis itu kesitu sampe..." Bla bla bla dia cerita panjang lebar. Aku cuma bisa diam dan berusaha memaafkan, untuk yang kesekian kali. Mungkin prioritas utama dalam hidupnya adalah teman-temannya. Dan aku tidak lebih penting dari mereka.

Setelah hari itu aku sempat datang kerumahnya untuk membantunya mengerjakan sesuatu. Kami masih bicara di telpon untuk beberapa malam, setelah itu dia menghilang. Tanpa ada kabar...

Berminggu bahkan berbulan-bulan tak ada kabar. Dan aku tidak akan mengingkari janji pada diriku sendiri untuk tidak menghubunginya terlebih dahulu, apalagi untuk datang kerumahnya untuk mencarinya. Tidak. Aku tidak akan melakukan hal itu. Meskipun aku harus menangis setiap hari karna merindukan dia. Tapi aku tak akan pernah mencarinya. Aku anggap hubungan ini berakhir...

Waktu berlalu. Aku memasuki dunia kampus. Berkutat dengan tugas-tugas kuliah membuatku sedikit melupakannya. Disela-sela mencari tugas kampus diinternet, aku membuka facebook. Secara tidak disengaja aku menemukan akun facebook dengan foto profil dia, tetapi nama yang berbeda. Aku add akun itu, tidak lama ia mengkonfirmasi.

"Apa kabar Dek? Kirimin nomor handphone boleh..."

Dia menginbox ku dengan pesan diatas. Aku mengiyakan permintaannya, mengirim nomor hapeku.

Itu kebodohanku yang kesekian kalinya...

Kami lumayan sering mengobrol via sms. Seringkali dia memberi perhatian dan memakai panggilan "sayang" yang membuat senang bukan main. Dia mengajak aku jalan. Aku ingat, dia mengajakku jalan pada hari Sabtu. Aku cukup happy dan langsung menerima ajakannya. Saat itu aku memang merindukannya, dan berharap dia menjelaskan sesuatu tentang hubungan kita.

Tapi lagi-lagi dia ingkar janji. Tak ada kabar, tak ada alasan. Hari itu kami tidak jadi jalan.

Hingga beberapa hari kemudian dia datang kerumah, aku senang bukan kepalang. Ingin rasanya menghambur kepelukannya melepas rasa rindu yang bergejolak selama ini. Tapi aku tidak akan melakukan itu, mengingat status kita yang tidak jelas.

Hari itu kami jalan kerumah salah satu temannya (perempuan). Aku sudah mengenal perempuan itu sebelumnya, teman kuliah dia. Hari itu aku menyesal bertemu dengannya. Dia bahkan merayu temannya sendiri tepat dihadapanku.

"Sudahlah sob, putusin aja dia. Bukan jodohmu tuh. Lupain dia, buka pintu hati untuk yang lain. Lagian siapa tau kalo jodoh kamu itu ternyata teman kamu sendiri, ya nggak..."

What the hell... apa-apaan ini. Kenapa aku bisa masuk dalam obrolan mereka. Aku menyesal kenapa mau aja diajakin kesini.

Sejak hari itu aku berniat benar-benar melupakan dia. Aku jadian dengan pria yang satu kampus denganku.
Tapi lagi-lagi dia muncul.

"Kakak kangen banget sama kamu yak, ayolaaah kita jalan. Pliissss..."
"Maaf kak, tapi aku nggak bisa. Aku ngga mau bikin pacarku salah paham"
"Pliss yak plisss kita cuma jalan, ngga ngapa-ngapain. Ya pliss ya, sekali aja. Kakak pengen ketemu Iyak"
"Maaf aku nggak bisa kak..."

Aku memutuskan percakapan via telpon tersebut. Entah kenapa dia seakan tidak rela saat aku dekat dengan pria lain. Tidak sampai seminggu hubunganku dengan pacar baruku kandas. Dia mengetahui berita tersebut, mungkin dari status hubungan difacebookku yang semula "In relationship with..." menjadi "Lajang".

Setelah beberapa lama akhirnya dia muncul lagi. Dan kebodohanku kembali terulang. Aku menerima ajakannya untuk jalan. Mulanya aku merasa senang. Aku bisa kembali duduk diboncengan sepeda motornya seperti dulu. Aku bisa merasakan aroma parfumnya yang khas dari dekat. Pada hari itu kami menonton film Men In Black di twentyone. Setelah itu kita duduk-duduk di coffe shop. Dia bercerita tentang pacarnya yang membuat aku sedikit shock.

"Ciee yang baru abis putus, belum bisa move on dari kakak tuh. Oh, kakak sekarang lagi berantem sama cewek kakak. Dia tu kekanakan yak, udah gitu cemburuan, kakak males kayak gitu. Udah kakak cuekin aja, dia telpon-telponin kakak terus nih tapi nggak kakak angkat..."
"Kakak nyuekin pacar kakak terus jalan sama aku?"
"Iya abis kakak bosen. Lagian kenapa emangnya, kakak kan nggak selingkuh. Kakak kan jalan sama adek kakak sendiri, kita kan kakak adeeek, ya kan yak..."
"Oh... iya kak"

Aku tersenyum getir. Hatiku benar-benar hancur. Masuk ke "kakak-adek-zone" yang sama sekali tidak aku inginkan. Dia sama sekali tidak tau seberapa besar perasaan yang aku miliki untuknya. Berharap bisa mendapatkan kembali kejelasan hubungan kami yang selama ini menggantung, tapi kenyataan pahit seperti ini yang aku terima. Cinta dan bodoh itu beda tipis.

Kakak-adek... Well... Tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa.

Kali ini aku berniat benar-benar ingin menghapusnya dari hidupku. Aku ganti nomor ponselku dengan yang baru. Sebisa mungkin aku habiskan waktu bermain dengan teman-teman kampusku. Aku harus bisa melupakan dia yang seenaknya datang dan pergi di hidupku begitu saja.

Tapi lagi lagi dan lagi dia mengirim pesan melalui inbox facebook.

"Dek, kirim pin bbm nya ya, plisss..."

Dan aku mengikuti pintanya seperti biasa, aku kirim pin blackberry messengerku. Kami kembali menjalin komunikasi via bbm. Dia masih memanggilku dengan kata "sayang" yang mulanya membuat hatiku sedikit luluh, tapi kembali hancur berkeping-keping karna curhatannya. Harusnya aku tahu diri, aku cuma "adik" baginya, tempat dia membuang segala uneg-uneg dikepalanya.

"Iya itu foto cewek kakak yang sekarang. Cantik kan, Dek?"

Aku melihat foto seorang wanita dengan tubuh proporsional, cantik, putih, berambut panjang, dan... mengenakan hotpants plus higheels. Bukankah dia pernah melarangku mengenakan heels dan juga hotpants. Tapi kok sekarang... ah sudahlah. Aku menepis ingatanku tentang masa lalu itu.

Yang jelas wanita itu jauh lebih cantik dari aku. Aku cuma bisa mendoakan dia...

"Semoga langgeng ya... jangan sampe disakitin ya Kak. Sayang soalnya cantik banget.."

Air mataku mengalir ketika menuliskan message itu.

Hingga beberapa waktu kemudian dia curhat lagi. Dia putus dengan wanita itu. Fikirku dialah yang menyakiti wanita itu. Tapi dia menjelaskan sesuatu padaku (melalui bbm).

"Cantik sih cantik, Dek. Tapi materialistis. Kakak udah habis-habisan ngasih apa yang dia mau. Uang gaji kakak nyaris ke dia semua. Hehehe... Udah gitu kakak ditinggalin. Dia udah punya pacar baru. Kasian kakak ya..."
"Sabar ya Kak... Bukan jodoh. Orang baik pasti jodohnya orang baik juga..."
"Hehe amin Dek. Tapi sekarang udah ada yang gantiin kok. Ada adik tingkat kakak dulu waktu dikampus..."

Secepat itu dia mengganti perempuan demi perempuan dihatinya. Sementara aku masih terjebak pada perasaan yang sama.

Waktu berlalu, kita mulai jarang berkomunikasi. Ini adalah kesempatanku untuk "move on". Aku mendelete kontak bbm nya. Berusaha untuk tidak membuka facebook, agar tidak melihat statusnya yang membuat hatiku terbakar. Sedikit demi sedikit aku mulai lupa. Hingga aku jadian dengan pacarku yang sekarang.

Iya, aku sudah mulai lupa. Pria yang ada disampingku saat ini benar-benar memulihkan luka parah yang ada dihatiku. Mengumpulkan puing-puing hati yang hancur lebur untuk kemudian disatukan kembali. Sakit dan airmata menjadi bahagia sejak kehadiran pria itu.

Lama tak membuka facebook, iseng aku buka, mengganti foto profilku dengan fotoku berdua dengan pacarku yang sekarang (foto waktu aku dan pacarku wisuda).

"Itu siapa Dek, cowok baru? Atau cuma temen kuliah..."

Dan... dia muncul lagi di inbox facebook.

"Bukan cowok baru kak, udah lama, udah 2 tahun..."
"Serius? Ah bohong adek nih. Emang bisa move on dari kakak... Hahaha..."
"Alhamdulillah bisa :)"

Buru-buru aku log out dari facebook. Membaca pesannya membuat kepalaku pusing. Aku sudah tidak mau tau apa-apa lagi tentangnya.

Selang beberapa bulan aku buka facebook lagi, iseng karna insomnia. Ada pesan dari dia (lagi) dan lumayan panjang...

"Dek, tolonglah kasih pin/nomor atau apalah yang bisa dihubungi. Kakak butuh adek. Bukan sebagai "adek" lagi, tapi sebagai pacar atau pendamping. Cewek-cewek lain ngga ada yang cocok, nggak sebaik adek. Sekarang, kalau bisa dibilang mapan kakak udah mapan, dek. Kakak minta tolong, kembalilah. Kakak serius, betul-betul serius. Tolong kasih kakak nomor yang bisa dihubungi, atau kasih tau alamat adek yang sekarang. Biar kakak cari..."

Kali ini hatiku tidak luluh sama sekali. Aku sudah mengubur cinta untuknya dalam-dalam bersama dengan rasa sakitku. Kali ini aku akan tegas.

"Maaf Kak. Tapi kali ini aku sudah menemukan apa yang aku cari. Aku sayang dengan pria yang ada disampingku saat ini. Tidak ada alasan dan tidak ada seujung kuku pun niat untuk meninggalkannya. Aku tidak akan menyakitinya apalagi menyia-nyiakannya. Aku tidak benci kakak, hanya saja aku tidak akan memberi kesempatan orang yang sudah menyakiti masuk kembali kedalam hidup aku, dan memberi cerita lagi, tidak akan kuizinkan. Sekarang ini, sepertinya menjadi tidak saling mengenal adalah yang terbaik. Kita saling memaafkan ajalah, untuk seterusnya kita jalan masing-masing. Maaf ya kak :)"

Kira-kira kurang lebih seperti itulah balasan dariku (tentunya dengan menggunakan bahasa daerahku ya). Itu terakhir kali kita berkomunikasi. Aku hapus semua pesan-pesannya dan me remove akun facebooknya dari daftar petemananku.

Aku sangat berterima kasih pada Tuhan atas segala pelajaran yang Dia berikan. Aku tahu persis bagaimana rasanya sakit dan patah hati, sehingga aku tidak tega berbuat hal yang sama pada orang lain. Sekarang aku sudah melupakannya, aku tidak ingat wajahnya lagi, hanya yang kuingat sepenggal cerita kami yang akan kujadikan pelajaran berharga untuk kedepannya.