Selasa, 26 Mei 2015

Intermezzo

Ketika berusia 5 tahun, yang kita khawatirkan adalah bagaimana caranya agar terus bisa bermain dengan teman sebaya tanpa harus dipaksa pulang ke rumah oleh orang tua.

Ketika berusia 10 tahun, permasalahan kita adalah bagaimana agar bisa memecahkan soal matematika dengan benar dan tidak dimarahi guru di sekolah.

Ketika beranjak remaja belasan tahun, permasalahan kita mulai beralih dari urusan sekolah ke cinta-cintaan monyet, merayakan patah hati perdana dengan tangisan, masalah cinta adalah masalah terberat yang begitu menyita waktu, pikiran, dan perasaan. Padahal...

Ketika beranjak dewasa, usia 20 keatas, masalah hidup menjadi kian rumit. Pada usia itu kita akan lebih bijak untuk berbagi cerita apalagi cerita tidak bahagia. Pada usia itu harta, tahta, dan cinta berlomba-lomba untuk menjadi prioritas utama hidup kita. Pada usia itu cinta bukanlah perkara patah hati saja. Pada usia itu kita lebih memilih bertemu orang-orang dengan menggunakan 'topeng' yang bertolak belakang dengan suasana hati kita yang sebenarnya. Pada usia itu kita akan menerima banyak penolakan yang berkali-kali lipat lebih berat daripada penolakan cinta monyet diusia remaja. Pada usia itu kita akan merasakan bagaimana kejam dan tidak adilnya manusia.

Ya, kita hidup di dunia yang didalamnya dipenuhi oleh orang-orang yang tidak adil. Satu hal yang ku yakini, meski manusia tidak bisa adil, Tuhan tetap Maha Adil.

Waktu saja tidak akan bisa mendewasakan kita, kita butuh 'peristiwa' seiring berjalannya waktu. Peristiwa-peristiwa itulah yang akan mendewasakan kita. Karna usia hanyalah angka.

Dewasa bukan berarti kita tak boleh lagi berurai air mata seperti ketika masih kecil atau remaja, hanya saja kewajiban kita adalah menyembunyikan air mata dan berusaha kuat dihadapan orang lain seolah semua baik-baik saja. Karna tak semua orang tulus mendengar cerita dan air mata kita, sebagian mereka menghakimi bahkan memvonis kita dengan sesuatu yang sama sekali tidak mereka pahami. 

Ketika dewasa kita mulai menyadari bahwa hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. Yang pasti, jangan pernah menyerah apalagi pada sesuatu yang sejauh ini sudah kita tempuh separuh perjalannya. Karna kalau kita menyerah, selesailah sudah...

Tidak ada komentar: