Kamis, 30 April 2015

What Makes You Beautiful?

Kriteria perempuan cantik itu apa sih?
Kulit putih, mulus, tinggi, skinny, rambut panjang, hidung mancung, dan lain-lain. Seperti itu?
Kalau menurut aku sih tidak mesti seperti itu. Cantik itu kan relatif. Bahkan perempuan secantik Raisa yang menurut aku cantiknya nyaris sempurna aja masih ada yang nggak suka. Eh kan kemarin Raisa pernah dikritik waktu mengkampanyekan kulit cantik itu putih bersinar. Raisa dikritik karna cantik itu nggak harus putih. Padahal kan Raisa cuma sebagai alat yang mempromosikan salah satu produk kecantikan, kok malah dia yang dikritik (fans Raisa garis keras!).

Iya sih, cantik itu tidak mesti berkulit putih. You know Tara Basro? Kulitnya yang eksotis, Indonesia banget dan cantik! Kulit wanita Indonesia ini cantik sih kalo menurut aku, warna eksotis sawo mateng yang ngga terlalu gelap tapi seksi, terus warna kuning langsat yang cantik banget. Itu unik sih menurut aku. Dan aku setuju, cantik ngga harus putih, tapi bersih.

Beauty is pain...
Cantik itu menyakitkan. Kok aku kurang setuju ya sama yang ini. Demi terlihat cantik jadi rela menyakiti diri sendiri. Kita memenuhi ekspektasi orang yang melihat, sementara diri sendiri tersakiti. Kalau sakitnya sementara sih it's okay lah ya. Tapi kalau sakitnya berkelanjutan dan dalam jangka panjang berakibat buruk kayaknya nggak usah dilakuin. Contohnya, rela pake heels tinggi yang modelnya cantik tapi ngga nyaman dipake dan bikin kaki lecet parah. Kalau aku, yang penting nyaman dulu sih, model itu nomor dua. Terus oplas, tanam benang, liposuction, suntik silikon dan lain-lain.  Kalau aktris sih oke aja, kecantikan mereka kan termasuk aset penting, investasi. Tapi menurut aku kenyamanan sih yang paling utama.

Mending cantik make up apa cantik camera360/filter?
Ini permasalahannya kalau lagi difoto kali ya. I choose cantik make up. Pake kamera 360 sebenernya sah-sah aja sih selama ngga ganggu atau ngerugiin orang lain. Tapi aku pribadi lebih milih dandan aja. Jujur aku ngga jago edit-edit foto, pun muka juga pas-pasan kan, jadinya mending dandan deh kalau mau dapetin hasil foto yang lumayan. Lagipula fitrah wanita kan memang suka berhias diri, wajar-wajar ajalah. Dan kemampuan berdandan itu menurut aku penting dimiliki setiap wanita, paling nggak yang dasar-dasarnya aja kayak pake bedak dan menata rambut. Yang terpenting dandanannya masih dalam batas kewajaran dan sesuai tempat.  

Aku nggak mengklaim diri aku cantik, enggak lah... Lagi pula cantik itu relatif, ada yang bilang kita cantik pasti ada juga yang bilang enggak. Itu perkara selera orang yang melihat aja sih. Kalau aku pribadi cantik itu berhubungan erat dengan percaya diri. Dan aku akan percaya diri kalau aku nyaman dengan apa yang aku kenakan, seperti baju, makeup, dan sepatu. Kalau nggak nyaman kayaknya bakal sulit untuk percaya diri. Cantik atau tidak itu kembali lagi, penilaian orang beda-beda. Yang terpenting nyaman dan jadi diri sendiri. Comfortable comes first girls. Dan ada yang lebih penting lagi dari sekedar cantik fisik, yaitu cantik hati. Miliki attitude yang baik. Berusaha untuk selalu berbuat baik and have positive mind. Inner beauty akan menambah poin kecantikan fisik. So, be kind!

Selasa, 28 April 2015

Duapuluh Empat!

Time flies fast :')

Akhirnya, hari ini tanggal 27 April usia aku genap sudah 24 tahun. Campur aduk. Aaaaak... rasanya enggak rela. Kok cepet banget. Rasanya baru kemarin menginjak usia kepala dua, sekarang udah 24 aja. Rasanya aku belum jadi apa-apa diusia segini.

Kalau boleh jujur, ulang tahun aku kali ini lumayan absurd. Tanggal ulang tahunku acak-acakan, hehe. Hari jum'at tanggal 24 udah dapet ucapan aja dari dua sahabatku Marisa sama Lita (udah diceritain sebelumnya). Hari sabtunya sama minggu diucapin lewat email dari rekan-rekan sejawat.

Aku mau cerita sedikit tentang little surprise dari orang-orang tersayang.

Hari minggu kemarin kediamanku yang baru ini digerebek mbak-mbak berisik kesayanganku, geng Lumut (geng dari SMP entah apa filosofinya). Sore itu, mereka nyari alamat rumah baruku berbekal informasi seadanya dari aku. Hujan lebat banget, tapi mereka (Tina, Tini, Tutut, dan Oca) sampai juga sebelum maghrib. Mereka datang bawa donat Jco sekotak, masuk rumah langsung nyamber lilin dari emak gue. Mending kalo lilin buat ulang tahun, ini lilin putih buat mati lampu. Grasa-grusu rebutan donat padahal kan ceritanya itu donat buat aku. Tapi ya begitu, bukan LUMUT namanya kalo enggak cekakak-cekikik rusuh nyablak enggak bisa diem. Aku nggak melihat apa yang mereka bawa, tapi kehadiran mereka, kebersamaan kami. Itu priceless moment sih kalau aku bilang. Masing-masing kami sudah memiliki kesibukan dan rutinkitas, jadinya hari ulang tahun aku dimajukan seenak jidat oleh mereka, hari minggu, hahaha. Tapi aku bahagia, aku sayang mereka dengan segala keanehan mereka. I LOVE US, LUMUT!!!


Itu foto kita kemarin. Dari yang baju putih itu Tini (yang paling cantik proporsional), terus Oca (paling muda tapi badannya paling gede), aku (paling kecil badannya dan paling waras ;p), Tutut (paling lucu dan dewasa), yang terakhir Tina (icon geng Lumut yang paling aneh, cantik tapi jorok, paling sering kita bully, tapi paling tegar). Cantik-cantik bukan, aku aja rada minder deket mereka. Kita punya nama tapi tetep panggilan kita dari SMP itu "nenek" atau "nek". Jadi nama bagus kita ngga guna di geng Lumut.

Nah... sepulangnya mbak-mbak rempong itu dari rumahku, malemnya aku sekeluarga dinner diluar. Aku kira dalam rangka apa, rupanya kata Ayahku dalam rangka hari ulang tahunku. Ih terharu :')

Pagi harinya (hari senin) pas bangun tidur ada 'something' diatas meja dari Ibuku. Semacam kado lah ya, isinya... ada deh. Lahaciyaaa.

Yang paling bikin aku seneng, tadi, beberapa jam yang lalu. Si patjar datang bawa birthday cake sama kado. Aku nggak nyangka dia bakalan datang hari ini. Kirain besok-besok pas hari libur. Ternyata dia nyempetin, pulang ngantor langsung kerumahku. Padahal jarak dari rumah dia kerumahku lumayan jauh. Gimana ngga makin cinta sama doi (duileh). Magrib, aku baru abis mandi, dia sampe rumah bawa-bawa kue udah kayak bang abang Saimen (hihihi). Oh ya dia juga kasih kado. Pas ulang tahunku yang ke 22 dia sempet bungkusin kado plus bonus ulat buat aku, iseng banget karna tau aku phobia sama hewan kenyel-kenyel (errr...) yang satu itu. Tapi kali ini kadonya waras, waras banget. Isinya... lahaciyaa.. yang pasti thats so me. He know me so well lah pokoknya. Aku sukaaa... suka banget. Aku mah anaknya gampang dibahagiain. By the way ini yang ketiga kalinya ngelewatin birthday sama doi. Tapiii... umur aku udah 24, dia masih 22 aja. Walaupun brondong tapi doi dewasa banget, aku nya malah yang rada childish. E tapi ngga masalah dong ya tuaan cewenya dibanding cowok. Baginda Nabi Muhammad SAW aja lebih muda 15 tahun kok dari Siti Khadijah. Ini cuma beda 2 tahu aja, ngga masalah. Lagian kemasan aku kan masih kayak teenagers (HAH). Aku ngomong begitu beralasan loh, percaya ngga percaya aku kalo ke warung atau alfamart dengan wajah bare face tanpa make up plus baju tidur, itu yang ngegodain brondong-brondong seragam putih abu-abu. Emang sih nggak tau diri tuh anak ABG, semena-mena, tante-tante digodain (lah). Makanya aku make up terus kalau keluar sama temen atau pacar

Yah... ujung-ujungnya jadi curhat begitu. Sudah terima sajalah kalau aku bukan lagi gadis ABG belia enerjik dan bertalenta (halah).

.

Itu foto beberapa jam yang lalu :')

Tapi aku juga harus kasih kado untuk diri aku sendiri. Semacam reward gitu lah. Biar aku lebih semangat dalam mengejar sesuatu yang sangat ingin kuraih sesegera mungkin. Sekarang masih mikir mau kasih kado apa buat diriku sendiri. Mm... 2 pcs lipstik not bad lah ya. Hehehe.

Bahagia. Bahagia banget. Terima kasih Tuhan atas segala kenikmatan yang Engkau berikan, aku masih diberi umur hingga detik ini. Terimakasih Ibu, sudah melahirkan dan membesarkan aku. Terimakasih Ayah sudah menyekolahkan, memberi kenyamanan dan fasilitas dari aku lahir sampai sekarang. Terimakasih Asep Norzeha, atas cinta tulus, kasih sayang, waktu, dan pengorbanan yang sudah kamu lakukan untukku. Terimakasih sahabat-sahabat dan saudara-saudaraku sudah mewarnai hidupku sampai sekarang. Terimakasih semuanya. Terimakasih sudah mendoakan. Semoga doa-doa baiknya diijabah Allah SWT, aamiin.

Berasa kayak lagi nulis kata pengantar di skripsi gitu ya, hahaha.

Intinya, aku bahagia. Sangat bahagia :')

Hello twenty four, i'm ready!

Bismilahirrahmanirrahiim...

Senin, 27 April 2015

Untuk Lelaki Tak 'Berhati'

Ini bukan puisi
Hanya rangkaian kata dari hati yang (pernah) kecewa

Hei kau lelaki masa lalu...
Tak bisakah kau cukupkan tingkah lakumu yang seperti itu?
Berapa banyak hati yang sudah kau patahkan?
Berapa banyak perempuan yang kau kecewakan?
Berapa banyak?
Mungkin belasan bahkan puluhan.

Aku yang sudah tidak tau dan tak mau tau tentangmu,
Tiba-tiba terusik (lagi)
Kenapa kau hancurkan hati perempuan tulus yang ku kenal...

Apakah kau setega itu?
Iya, benar, nyatanya kau memang tega.

Kalimat sakral kau obral-obral.
Tak khawatirkah kau?
Doa-doa buruk dari perempuan yang pernah kau kecewakan menyertaimu.
Bagaimana kalau semesta meng-aamiin-kan...?

Apa kau tak punya hati dan perasaan?
Bukankah Ibumu dan saudaramu adalah perempuan?

Hei kau
Sudahilah perbuatanmu yang seperti itu
Sudahlah cukup.

Sabtu, 25 April 2015

Kalau Pasangan Mendua

Sore ini didaerah rumahku hujan cukup lebat. Listrik padam. Kalo listrik padam jadinya mati gaya. Terus aku iseng buka akun ask.fm ku yang udah lama banget nggak aku buka. Ada 3 pertanyaan dari anonim. Dua diantaranya pertanyaan annoying. Nah yang satunya pertanyaannya gini, "Kak pacarku selingkuh, tapi aku aku udah sayang banget sama dia. Gimana donk?". Sebetulnya nggak kujawab sih di ask.fm, aku biarin aja. Paling juga anak ABG tuh yang nanya kayak begitu. 

Jadi, tulisan aku kali ini terinspirasi dari situ.

Baiklah karna batre notebook yang hanya tinggal 7% langsung ajalah.

Pernah selingkuh? Alhamdulillah ngga pernah.
Pernah diselingkuhin? Pernah dulu, dulu banget.
Gimana rasanya? Entahlah... udah lupa.
Yang pasti sakit lah ya, kecewa. Tapi aku bersyukur banget udah diduain sama orang itu. Aku tau itu cara Tuhan agar aku menjauh dari dia, dari orang jahat. Jahat kan, jahat lah. Aku percaya dan selalu percaya kalau wanita baik adalah untuk pria baik juga sebaliknya. Jadi kalau disakitin kayak gitu aku nggak bakalan balas nyakitin pun nggak balas dengan kebaikan juga. Aku lebih ke nggak bakalan peduli lagi selama-lamanya. Ya anggap aja nggak pernah kenal. Tapi orang itu tetep ramah kalau berpapasan.

Jadi ya kalau pasangan udah jelas-jelas dan terbukti mendua, sesayang apapun itu, just stay away from he/she. Ada sebuah survei mengatakan kalau seseorang yang pernah selingkuh itu akan mengulangi lagi perbuatannya dikemudian hari.

Kalau dia nggak selingkuh?
Maksudnya kalau dia punya banyak fans aja gitu yang ngegodain dia duluan (duileh). Ya kalau aku sih, lihat dulu. Seandainya pasanganku digodain cewek lain tapi dia nggak ngerespon sama sekali, tapi si cewe tetep terus godain, ya aku bakalan maju buat menghentikan si cewek itu. Bukan ngelabrak, nggak gitu. Ngomong baek-baek aja dulu. Tapi... seandainya ada cewek ngegodain pasanganku, dan pasanganku kasih respon, ya udah bye. Aku nggak bakalan buang waktu buat ngomong apa-apa ke si penggoda. Cukup menyudahi hubungan dengan si pasangan. Selesai perkara.

Perjuangkan orang yang memang PANTAS untuk diperjuangkan.

Nggak mau nyari tau penyebab dia selingkuh? Bisa jadi itu karna diri kitanya yang bermasalah sehingga membuat dia mendua?
Aku sih nggak mau. Iya, bisa jadi mungkin kita ada 'something trouble' yang bikin dia selingkuh. Tapi bukan gitu juga caranya. Bersikap dewasalah. Bicarakan dengan baik-baik. Bukan main selingkuh-selingkuh aja, itu jahat.

Jadi gitu sih menurutku. Intinya kalau pasangan mendua, ya sudah tinggalkan. Jangan balas dendam, karna itu bukan perilaku yang menunjukkan kedewasaan. Fokus aja berbenah diri menjadi lebih baik luar dan dalam. Insyaallah Tuhan kasih yang terbaik, yang pantas mendampingi.

Bye.

Jumat, 24 April 2015

My Wish...

Jadi, tadi pagi, pagi sekali, aku dibangunkan dengan ucapan "Happy Birthday" dari dua sahabatku, Marisa sama Lita. Aku yang baru aja buka mata dan masih keruntelan dalem selimut baca pesan dari mereka terus spontan ngecek kalender di hape. Ini masih tanggal 24, aku kucek mata dan coba fokus lagi ngeliat kalender. Masih tanggal 24 dan aku yakin tanggal ulang tahunku bukan tanggal 24 tapi 27. Aku tertawa geli sendiri. Mereka merasa malu. Yah wajar lah mereka agak-agak amnesia sama tanggal ulang tahunku, karna 2 temenku ini lumayan sibuk sama pekerjaan mereka. Yang satu mbak-mbak pegawai disebuah bank yang sibuk melayani customer tiap hari, yang satu lagi mbak-mbak suster di salah satu rumah sakit.  Mereka sibuk, tapi aku mengapresiasi itikad baik dari mereka yang udah mau ngucapin, ngedoain, walaupun kecepetan. Hihihi...

Iya, ulang tahunku masih tiga hari lagi. Usiaku akan bertambah, dan aku semakin menua (hiks).

Sebenernya aku lebih excited sama hari ulang tahun temen-temenku dan pasanganku daripada ulang tahunku. Kalo ulang tahunku sendiri aku agak abai. Ya karna kan kalo ulang tahun temen atau pasangan itu biasanya jauh-jauh hari aku udah memikirkan dan mempersiapkan sesuatu. Kalo ulang tahun sendiri ya ngga ada yang perlu aku persiapkan, paling harus siap mental aja nerima umur yang semakin bertambah angkanya (pffft).

Waktu hari ulang tahun pengen apa?

Ada beberapa hal yang sangat aku harapkan, seiring dengan bertambahnya usiaku. Bukan materi atau harta benda. Bukan juga pengen nikah besok pagi. Bukan, bukan itu.

Aku pengen apa yang aku cita-citakan segera terwujud. Doa-doa yang tak lepas terucap dari lubuk hati dan lidah ini dalam setiap lima waktu, kuharap segera diijabah Sang Maha Mengabulkan Do'a. Aku punya beberapa cita-cita, bukan satu.

Aku pengen menjadi novelis. Iya, novelis, bukan penulis. Pengen banget. Bukan karna materi, tapi karna passion. Aku suka menulis cerita dari kecil, dari pertama kali aku bisa menulis. Waktu belum ada teknologi seperti komputer, laptop dan sebagainya, aku menulis dibuku tulis. Menulis cerita fiksi yang tergambar dalam imajinasiku. Waktu SMA aku sering menulis cerita dibuku tulis, udah gitu dibaca sama temen-temenku. Rasanya menyenangkan. Beberapa tahun yang lalu aku pernah mengalami shock dan enggak mau nulis cerita lagi. Karna waktu itu aku mengalami insiden. Tas aku dijambret. Notebook aku ada didalam tas itu. Notebook yang isinya sangat penting bagiku. Disana banyak tulisan-tulisan hasil karyaku. Ada beberapa novel yang kutulis serius, dan aku berencana suatu hari nanti salah satunya akan dikirim ke penerbit. Aku bener-bener shock saat itu. Rasanya pupus sudah. Aku jadi ngga mau nulis cerita lagi. Tapi kemudian dengan susah payah aku bangun semangatku, kembali menulis. Imajinasiku harus dituangkan. Kan sayang kalo lagi banyak inspirasi nggak keburu dituangkan terus jadi lupa. Aku mengidolakan beberapa novelis. Kalo dari Indonesia aku salah satu favoritku itu Habiburahman El Shirazy atau yang sering disapa Kang Abik, penulis novel islami. Aku suka baca novelnya. Kang Abik ini suka menulis novel islami yang latar belakangnya tidak hanya di Indonesia, tapi ada yang di Kairo, Beijing, Rusia, dan lain-lain. Jadi pas baca novelnya itu berasa kayak lagi mengunjungi negara-negara yang ada diceritakan. Aku juga pengen bikin satu novel islami. Mengajarkan nilai-nilai Islam didalam sebuah novel, untuk amal Jariyah. Sebetulnya kalau soal membaca aku bukan cuma suka baca novel. Buku apa aja aku baca, kecuali buku yang didalamnya ada angka-angkanya, bikin migrain, hehe. Lagi pup pun aku bawa buku kekamar mandi. Kadang kalo nggak bawa buku aku iseng baca-baca manfaat dan kandungan zat yang ada dalam shampo, sabun, odol, dll. Hehehe...

Aku juga pengen jadi pengusaha. Sebenernya cita-cita ini aku dapet dari bangku kuliah. Kan aku alumni fakultas ekonomi, jadi tiap hari dijejelin teori-teori ekonomi dan ditanamkan mindset entrepreneur. Dan entah mengapa mindset itu bener-bener tertanam diotakku. Jadi pengusaha apa? Nah itu masih rahasia, hehe. Sebetulnya menjadi pengusaha bukan cuma mencari materi semata. Tapi lebih dari itu, aku punya misi khusus yang sesuai dengan ajaran yang aku dapat dibangku kuliah. Yaitu mengurangi pengangguran, hehe. Menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya. Sekarang memulai dari skala kecil aja dulu, menabung, bertahap step by step. Aku ngga berani langsung jederr minjem uang ke Bank sekian juta buat buka usaha kayak di film Billionaire, nggak. Aku nggak berani ngutang, karna pasti hidup nggak tenang dan tidur nggak nyenyak kalo punya hutang. Kalo bisa jangan sampe lah ngutang-ngutang.

Terus selanjutnya aku pengen jadi Guru. Bukan Guru TK, SD, SMP, SMA yang resmi seperti itu, bukan. Aku cuma mau menjadi pengajar, mengajarkan sesuatu atau ilmu yang aku punya ke orang lain. Kan kalo kita berbagi materi maka akan berkurang, tapi kalau berbagi ilmu maka akan bertambah. Sebenernya cita-cita aku dari kecil, pertama kali ditanyain disekolah "Mau jadi apa?" itu aku jawabnya mau jadi Guru. Tapi semakin besar semakin dewasa pola pikir aku mulai berubah. Aku tidak bisa menjadi guru yang disekolah-sekolah karna aku tidak berkompeten, aku juga bukan lulusan fakultas keguruan kan. Aku mau menjadi seorang pengajar, biar bisa jadi Amalan Jariyah juga.

Ada terbersit sedikit pengen jadi fashion designer, karna aku suka merombak pakaian yang aku beli. Pas aku beli modelnya berbeda, terus aku ubah modelnya sendiri sesuai dengan keinginan. Tapi aku harus tau diri dong ya, gambar aja nggak bisa segala mau jadi fashion designer (pffft). Tapi tetep dalam waktu dekat aku harus kursus menjahit, and sewing machine still in my wishlist. Bukan mau serius-seriusan jadi perancang busana kayak Dian Pelangi, bukaaaan (da aku mah apa atuh)... Aku mau kursus jahit biar bisa bikin baju yang sesuai dengan keinginanku, yah setidaknya aku yang pake sendiri hasil rancanganku, dan keterampilan menjahit itu menurutku penting dimiliki seorang wanita ;)

Kadang juga terbersit pengen jadi make up artist. Karna suka banget dandan, dan pernah ada yang minta dimake up tapi aku tolak karna perintilan make up ku belum memadai dan takut juga kalo nggak cocok sama muka nya dia terus jadi break out. Dan menjadi makeup artist kayaknya sama kayak fashion designer diatas, bukan menjadi prioritas, tapi lebih ke pengen belajar buat kepentingan diri sendiri aja.

So, thats my wish... Semoga bisa tercapai semua (aamiin). Pokoknya usia 24 dan seterusnya nanti bener-bener dipake buat mengejar karir. Berjuang sekuat tenaga karna yang namanya pencapaian dan kegagalan itu satu paket yang harus dihadapi. Gagal kan bukan alasan untuk berhenti, masih ada kesempatan untuk nyoba lagi. Karir aja nggak nikah? Ya nggak gitu juga... Aku nggak terlalu mengkhawatirkan urusan jodoh atau menikah, itu Tuhan udah memberi ketetapan. Yang pasti aku memantaskan diri aja untuk jodoh yang baik. Nggak mesti pas lihat temen-temen mulai pada nikah terus jadi latah pengen ikutan cepet nikah, nggak gitu. Intinya ya... setiap orang pasti akan menikah pada waktunya, waktu yang sudah ditetapkan Allah. Hehehe..