Kamis, 02 November 2017

UNSPOKEN WORDS

Menyerah tak selamanya mudah, menyerah juga butuh keberanian...

Bukan, saya bukan lagi ngomongin cinta, saya lagi ngomongin profesi.

Sudah lama saya ingin menyerah. Ketika keberanian muncul dan waktu yang tepat untuk menyerah itu didepan mata, tiba tiba Tuhan seolah berkata "Jangan dulu, rejekimu masih disitu."

Selamat bertahan untuk 2 bulan kedepan
Tuhan pasti punya kejutan
:')

Senin, 14 Maret 2016

Nasihat Seseorang

Seseorang pernah berkata padaku, "Jangan pernah merasa bersalah dan meminta maaf atas sesuatu yang tidak atau kamu lakukan, yang sama sekali tidak merugikan orang lain. Yang tulus menyayangi kamu akan tetap tinggal disisimu dalam keadaan apapun, menerima segala kekuranganmu dan membantu memperbaiki kesalahanmu. Siapapun itu, baik keluarga, teman, ataupun pasangan. Itu adalah kekurangan, bukan kesalahan. Berhentilah merasa bersalah..."

Kurang lebih seperti itu. Tetapi, hingga detik ini terkadang perasaan bersalah itu muncul manakala aku tidak mampu bersikap layaknya orang-orang yang aku sebut 'normal'. Iya, aku melabeli diriku sendiri dengan sebutan 'aneh', karena aku tidak bisa bersikap seperti kebanyakan.

Selama ini aku kerap memaksakan diri agar bisa menjadi yang diekspektasikan orang lain. Aku tau itu melelahkan dan menguras tenaga. 

Saat ini aku berusaha berdamai dengan diriku sendiri. Melakukan apa yang hatiku katakan, karna kata hati selalu jujur. Menerima apa yang telah Tuhan beri padaku.

Minggu, 10 Januari 2016

Hanya Itu Saja

Dulu, seorang lelaki pernah berkata kepadaku ketika aku menangis. Dia berkata seperti ini "Jangan menangis lagi, kamu jelek sekali kalau menangis". Dia berkata seperti itu sambil memberikanku setangkai mawar merah muda dan menggengam erat tanganku.

Setelah itu, seorang lelaki lainnya pernah berkata kepadaku "Menangis saja jika kamu ingin, lepaskan semuanya. Menangis memang tidak menyelesaikan masalahmu, tapi setidaknya bebanmu sedikit berkurang". Lelaki ini berbicara diseberang telepon.

Dan
Saat ini aku tidak sedang bersama salah satu dari kedua lelaki tersebut. Meskipun begitu aku berterima kasih kepada mereka yang pernah peduli.

Terimakasih banyak.

Saat ini aku hanya sedang mencari sosok pria yang ada ketika aku menangis, pria yang bersedia menangis bersamaku, kemudian kami akan tertawa bersama setelah menangis.

Hanya itu saja...

Senin, 21 Desember 2015

Dua Ribu Lima Belas

355/365

Ya, 10 hari menjelang tahun 2016

Bisa dibilang tahun ini adalah tahun dimana aku sedang merangkak dan meraba jalan menuju tempat yang aku inginkan. Tahun ini tahunnya aku merasakan kegamangan tentang profesi seperti apa yang cocok untuk orang yang sepertiku. Tahun ini, mungkin hingga tahun depan dan seterusnya, aku sedang mencoba menjalani profesi demi profesi hingga aku temukan yang benar-benar klik dan cocok untukku. Iya, aku betul-betul merangkak dari bawah. Aku masih ingat bagaimana diawal hingga tengah tahun kemarin pekerjaanku adalah mengantar lamaran dari satu perusahaan ke perusahaan, ikut tes, interview sana-sini, dan merasakan bagaimana pahitnya penolakan. Kemudian aku mengikuti kata orang, aku harus begini aku mesti begitu. Aku turuti...

Ketika dalam masa pengangguran, aku menjalani profesi sebagai writer freelance, i mean joki skripsi. Yuhuuu. Aku bahkan tidak percaya dengan otak yang pas-pasan seperti ini mau sok ngebantuin skripsi orang. Bahkan ngerjain skripsi sendiri aja kemarin masih kacau balau. Tapi ya begitulah kenyataannya. Aku begadang sampe jam 3 bahkan jam 4 pagi untuk menikmati keheningan malam dengan berkonsentrasi, berfikir keras, keras sekali. Bisa dibilang aku lebih serius mengerjakan skripsi 'klien' (iyain aja) dibanding skripsiku sendiri. Whatever lah ya, yang penting waktu itu aku bisa beli kebutuhan bulanan sendiri, belanja, dll tanpa mengemis ke orang tua. 

Kira-kira bulan Mei kemarin, aku diterima kerja, ini baru beneran freelance. Aku tidak mau bercerita secara detilnya disini, sudah cukup aku bercerita panjang lebar di diary or my first diary yang hanya bisa diakses oleh aku dan Tuhan a.k.a buku harian. Biarlah aku saja yang tau bagaimana rasanya. Yang pasti waktu itu aku hanya mendapatkan uang transport dan makan siang, nggak digaji man! How cool! (nggak digaji bangga).

1 bulan saja disana dan aku pikir sudah cukuplah pelajaran dan pengalaman yang lumayan berharga yang aku dapat. Kemudian aku kerja disebuah perusahaan swasta, sebagai administrator, customer care, dan online marketing. Banyak yaa! Capek, bukan cape fisik. Tapi lebih ke cape hati dan fikiran. Terlalu membebani and i can't enjoy it. Dan... rahasia. Yaudahlahya, cukup aku dan Tuhan saja yang tau. Yang pasti disana juga aku dapat pengalaman dan pelajaran baru yang berharga. Nggak boleh ya nyeritain keburukan perusahaan, biar gimanapun aku pernah cari duit dari sana.

Satu hal yang aku dapatkan, ternyata aku tipe orang yang tidak betah dengan aturan orang lain karna aku punya aturan sendiri. Walaupun aku termasuk yang disiplin dan on time selama menjadi karyawati. Tapi gitulah, aku nggak betah. Aku merasa waktuku digunakan untuk sesuatu yang 'dipaksakan'. Bukan atas keinginan ku. Aku sangat tidak menikmatinya bahkan aku merasa kacau, sungguh.

Dan sekarang... Aku sudah resign dari sana. I feel free! Rasanya benar-benar lega. Rasanya kayak lagi kebelet pup selama 6 bulan terus nemu toiletnya baru sekarang #yakali

"Untuk yang masih mencari tau apa yang benar-benar diinginkan, coba mulai cari tau apa yang tidak diinginkan" Falla Adinda.

Hmm.. aku tidak suka rutinitas yang monoton seperti ngantor dari jam 8 sampai jam 5. Aku tidak suka waktuku direnggut untuk sesuatu yang tidak aku inginkan.Aku juga tidak suka diatur orang lain, apalagi sampai isi kepalaku diatur orang lain. Tapi tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti aku akan masuk ke perusahaan lain untuk mencoba sesuatu yang baru #RiaAnaknyaLabil

Sekarang... aku harus berusaha lebih keras, menggali potensi atau ketertarikan atau hobiku sendiri. Belajar lebih keras lagi. Melakukan apa yang aku sukai. Menemukan profesi yang bisa aku cintai sepenuh hati.

"Pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar" Ridwan Kamil.

Hmm sepertinya aku sangat mewakili anak-anak socmed kekinian yang gampang terdistraksi membaca quote-quote bijak di socmed dibanding nasihat orang tua ya... Enggaklah, ria ngga gitu kok. Kadang quote-quote seperti itu bisa membuat kita tertohok dan membatin "Ah, benar sekali.."

Baiklah sepertinya cukup curhatan informal panjang lebar semi nggak jelas dari aku. Yang jelas saat ini aku harus berusaha, berdoa, dan belajar lebih keras lagi. Aku tau apa yang harus aku lakukan untuk kehidupanku hari ini dan seterusnya dan jauh kedepannya.

Because life isn't about today and tomorrow. It include future...

Sabtu, 05 September 2015

Self Talk; THROWBACK

Dear My Self...
Sudah sampai manakah dirimu saat ini?
Bahagiakah? Atau tidak?
Cobalah sesaat menengok kebelakang, lihat beberapa peristiwa yang mati matian berusaha untuk kau lupakan. Ingat dan rasakan, betapa sakit dan berdarahnya kamu saat itu.
Trauma... sudah pasti. Lalu untuk apa diingat ingat?
Hanya antisipasi. Siapa tau kejadian serupa kembali terulang setidaknya kau jadi sedikit kebal, dan sakitnya tidak begitu terasa seperti pertama kali. Hey kau, rasakanlah, iya, kau... Ria.

Ingat tidak, dulu, lelaki itu, lelaki yang pernah memberimu sebuah perhiasan yang saat ini kau bahkan jangankan untuk membuangnya, melihatnya saja kau tak kuasa dikotak rahasiamu yang tak pernah kau buka. Ingatlah wajah lelaki itu, yang dulu pernah tersenyum hangat padamu, tangannya yang seringkali mengusap kepalamu, bibirnya yang pernah mengecup hangat dahimu ketika kau merasa tidak tenang dan lelah, dan bibir itu juga yang berkata kata sangat manis entah ke berapa wanita. Ingat tidak waktu kendaraannya sedang rusak dan dia minta kamu mengantarnya ke arena futsal, dan setelah itu dia pergi bersama temannya tanpa memperdulikanmu. Ingat tidak waktu dia minta kamu datang kerumahnya membereskan rumahnya dan mencuci piring karna teman temannya baru saja menginap dirumahnya, lalu setelah itu dia pergi bersama temannya tanpa sedikitpun menyisakan waktu untukmu yang sudah tulus membantunya. Ingat tidak waktu kau berusaha menabung dan memesan sesuatu yang belum pernah kau berikan kepada siapapun sebelumnya untuk hadiah ulang tahunnya, namun sebelum hari itu tiba dia memutuskan untuk meninggalkanmu dan hadiah itu terbuang sia sia. Ingat tidak, bagaimana perasaan kamu yang begitu mencintainya diminta untuk jadi mak comblangnya dengan wanita lain yang dia suka? Ingat? Sadar? Sadar betapa bodohnya kau sebagai perempuan yang begitu lemah hingga terinjak seperti itu. Meskipun begitu kau sudah berniat baik dan sama sekali tidak membalas dendam, kau cuma bisa marah dalam diam, lalu menangis sendirian. Walaupun demikian harusnya kau jadikan itu bahan pelajaran. Harusnya kau tidak menjadi lemah seperti itu, sesayang apapun kau dengan seorang lelaki. Kecuali dia suamimu.

Dan hey, apa kau juga ingat dengan lelaki yang seenak jidatnya datang kemudian hilang lenyap tanpa kabar kemudian datang lagi, dan itu bukan sekali. I mean... ada beberapa lelaki yang memperlakukanmu seperti itu. Bagaimana rasanya? Sakit? Trauma? Takut kalau kau akan ditinggal tanpa permisi lagi ketika kau sedang sayang sayangnya? Tapi saat itu aku berterimakasih padamu, terima kasih karna kau sudah tegas menjauh dan menghilang dari kehidupan mereka. Mereka cuma pecundang.

Hmm wait... Mungkin tidak sepenuhnya salah mereka, mungkin kau juga seorang perempuan yang membosankan, kau dingin, tak ada yang betah berlama denganmu.

Yang terpenting sekarang adalah kau telah selesai dengan mereka.

Tetapi cobalah sesaat untuk mengingat ingat kejadian menyakitkan seperti itu agar kau sadar, agar kau tidak terlena dengan cinta cintaan yang mungkin hanya palsu belaka. Kau hanya korban dan kau bodoh kalau membiarkan hal serupa terjadi lagi dikemudian hari, ya, kau bodoh Ria.

Aku hanya memintamu untuk mengingat, bukan untuk mengungkit kemudian membalas dendam. Ingatlah selalu agar kau tak terjatuh di lubang yang sama. Ingat bagaimana sakit dan perihnya. Rasakanlah. Keluarkan air matamu dan berdoalah, mintalah yang terbaik pada Sang Maha Membolak Balikan hati manusia...