Sabtu, 05 September 2015

Self Talk; THROWBACK

Dear My Self...
Sudah sampai manakah dirimu saat ini?
Bahagiakah? Atau tidak?
Cobalah sesaat menengok kebelakang, lihat beberapa peristiwa yang mati matian berusaha untuk kau lupakan. Ingat dan rasakan, betapa sakit dan berdarahnya kamu saat itu.
Trauma... sudah pasti. Lalu untuk apa diingat ingat?
Hanya antisipasi. Siapa tau kejadian serupa kembali terulang setidaknya kau jadi sedikit kebal, dan sakitnya tidak begitu terasa seperti pertama kali. Hey kau, rasakanlah, iya, kau... Ria.

Ingat tidak, dulu, lelaki itu, lelaki yang pernah memberimu sebuah perhiasan yang saat ini kau bahkan jangankan untuk membuangnya, melihatnya saja kau tak kuasa dikotak rahasiamu yang tak pernah kau buka. Ingatlah wajah lelaki itu, yang dulu pernah tersenyum hangat padamu, tangannya yang seringkali mengusap kepalamu, bibirnya yang pernah mengecup hangat dahimu ketika kau merasa tidak tenang dan lelah, dan bibir itu juga yang berkata kata sangat manis entah ke berapa wanita. Ingat tidak waktu kendaraannya sedang rusak dan dia minta kamu mengantarnya ke arena futsal, dan setelah itu dia pergi bersama temannya tanpa memperdulikanmu. Ingat tidak waktu dia minta kamu datang kerumahnya membereskan rumahnya dan mencuci piring karna teman temannya baru saja menginap dirumahnya, lalu setelah itu dia pergi bersama temannya tanpa sedikitpun menyisakan waktu untukmu yang sudah tulus membantunya. Ingat tidak waktu kau berusaha menabung dan memesan sesuatu yang belum pernah kau berikan kepada siapapun sebelumnya untuk hadiah ulang tahunnya, namun sebelum hari itu tiba dia memutuskan untuk meninggalkanmu dan hadiah itu terbuang sia sia. Ingat tidak, bagaimana perasaan kamu yang begitu mencintainya diminta untuk jadi mak comblangnya dengan wanita lain yang dia suka? Ingat? Sadar? Sadar betapa bodohnya kau sebagai perempuan yang begitu lemah hingga terinjak seperti itu. Meskipun begitu kau sudah berniat baik dan sama sekali tidak membalas dendam, kau cuma bisa marah dalam diam, lalu menangis sendirian. Walaupun demikian harusnya kau jadikan itu bahan pelajaran. Harusnya kau tidak menjadi lemah seperti itu, sesayang apapun kau dengan seorang lelaki. Kecuali dia suamimu.

Dan hey, apa kau juga ingat dengan lelaki yang seenak jidatnya datang kemudian hilang lenyap tanpa kabar kemudian datang lagi, dan itu bukan sekali. I mean... ada beberapa lelaki yang memperlakukanmu seperti itu. Bagaimana rasanya? Sakit? Trauma? Takut kalau kau akan ditinggal tanpa permisi lagi ketika kau sedang sayang sayangnya? Tapi saat itu aku berterimakasih padamu, terima kasih karna kau sudah tegas menjauh dan menghilang dari kehidupan mereka. Mereka cuma pecundang.

Hmm wait... Mungkin tidak sepenuhnya salah mereka, mungkin kau juga seorang perempuan yang membosankan, kau dingin, tak ada yang betah berlama denganmu.

Yang terpenting sekarang adalah kau telah selesai dengan mereka.

Tetapi cobalah sesaat untuk mengingat ingat kejadian menyakitkan seperti itu agar kau sadar, agar kau tidak terlena dengan cinta cintaan yang mungkin hanya palsu belaka. Kau hanya korban dan kau bodoh kalau membiarkan hal serupa terjadi lagi dikemudian hari, ya, kau bodoh Ria.

Aku hanya memintamu untuk mengingat, bukan untuk mengungkit kemudian membalas dendam. Ingatlah selalu agar kau tak terjatuh di lubang yang sama. Ingat bagaimana sakit dan perihnya. Rasakanlah. Keluarkan air matamu dan berdoalah, mintalah yang terbaik pada Sang Maha Membolak Balikan hati manusia...

Minggu, 23 Agustus 2015

Random, Tears, Blue,,,

Menangis dalam kegelapan,
Menangis dalam lautan,
dan menangis dibawah hujan

Sebut saja begitu
Itu adalah keahlianku.

Aku tidak pandai menunjukkan air mataku ke orang lain.

Aku cuma bisa menyampaikannya lewat tulisan
Dan sangat berharap tidak ada seorang yang kukenal yang membacanya
Karna begitu perih untuk kutahan sendirian
Namun begitu berat untuk ku ungkapkan pada orang lain.

Untuk kalian yang sudah menyakiti
Berpuaslah untuk sementara
Karna hajat kalian untuk menyakiti telah terlaksana
Tenang saja,
Aku tidak akan repot repot mengatur strategi membalas perbuatan kalian dengan hal serupa atau yang lebih parah lagi,
Meskipun aku bisa saja melakukannya
Tapi tidak akan
Aku tidak ingin menjadi jahat seperti kalian

Aku punya Tuhan Yang Maha Adil...

Minggu, 26 Juli 2015

Hari Rayaku...

Happy Eid Mubarak for every moslem in the world!
Telat ya... telat banget lah ini udah H+10

Jujur ya, rasanya kok Idul Fitri tahun ini buat aku sangat terburu buru dan kurang berasa. Itu buat aku aja sih. Orang orang lain mah tetep berasa ya. Kenapa ya? apa mungkin aku banyak dosa? ya ampun semoga enggak ya Naudzubillahimindzalik...

Ini tuh kali pertama dimana aku merayakan lebaran dengan status sebagai pekerja. Lebaran tahun lalu masih mahasiswi. Bulan Ramadhan dulu, duluuu banget sebelum kuliah aku udah pernah kerja, tapi nggak sampe lebaran. Jadi lebaran tahun ini emang pengalaman pertama, dan sebenernya pas hari H lebaran pun aku masih dibebankan pekerjaan meskipun sedikit dan nggak berat. Masuk kerja kekantor sih enggak, dikasih libur 3 hari, hiks, dan tetep sembari open house dan silaturahmi kerumah rumah orang aku juga mesti standby.

Ngeluh? enggak lah, sebisa mungkin aku mensyukuri. Ini alhamdulillah loh aku bisa libur 3 hari meskipun kebanyakan orang libur 1 minggu, diluar sana ada yang enggak libur kerja sama sekali. Misalnya kayak pramugari, atau waitress, atau orang orang yang kerja di tempat tempat wisata yang mana hari libur seperti lebaran malah semakin rame.

Niat ngeluh sih enggak, cuma yaa agak kaget aja kali ya mengingat lebaran tahun lalu masih leluasa kesana kemari jalan sama temen. Tahun ini? cuma sempet ketemu sama 2 teman baikku Tari dan Widya, temenku pas kelas 3 SMA, itupun ketemunya hari senin pas aku udah mulai aktif ngantor. Pulang ngantor langsung ketemu mereka berdua buat makan mie aceh bareng sambil ngobrol. Kebetulan temenku Widya ini pulang ke Jambi setahun sekali karna dia kerja dan ngekost di Jakarta. Ketemu cuma 2 jam, kita nggak sempet poto poto selfie kayak orang orang. Waktu 2 jam bener bener kita pake buat ngobrol sharing kehidupan pribadi kita masing masing.

See you next year, Widya! :')

Iya, cuma ketemu mereka berdua doang lebaran tahun ini. Kalo pacar alhamdulillah lah ya pasti dan harus sempet ketemu. Terus sama teman teman Lumutku juga nggak ketemuuu, mereka tetep silaturahmi kerumah dan cuma ngobrol sama Ibuku karna aku kerja. Sedih sih nggak bisa ketemu mereka, ini udah kali kedua aku absen ngumpul. Kemarin pas buka bareng juga nggak bisa ikutan karna alasan yang sama. Sama temen temen segeng waktu kelas 1 SMA juga nggak sempet ketemu, cuma sama Tari aja, sama Marisa dan Lita nggak ketemu. Padahal kita udah atur jadwal lebaran kedua, tapi karna Marisanya lagi ada musibah, yaaa kita ngga bisa kumpul, ya gimana namanya musibah.

Ini juga kali pertama aku dan keluarga ngerayain lebaran di rumah baru. Jadi aku rasa wajar kalo temen yang datang cuma Lumut aja a.k.a Tina, Tini, Tutut, Oca. Karna cuma mereka yang tau rumahku. Yang lainnya aku rasa pada datang kerumahku yang lama, karna aku emang nggak ngabarin waktu pindah rumah, cuma ngabarin temen yang deket deket aja.

Lebaran kali ini juga ada yang berbeda, karna biasanya kan lebaran pertama kita keluarga besar ngumpul dirumah nenek yang dari ayahku, tapi sekarang udah enggak, karna nenek udah meninggal beberapa bulan yang lalu. Nenek dari Ibuku juga udah meninggal. Jadi lebaran pertama kita sekeluarga dirumah nggak kemana mana, keluarga besar yang datang berkunjung kerumah.

Saking gimana kacau balaunya pikiran aku pas lebaran karna lagi masa peralihan kayak gini, aku nggak begitu ngeh kalo ponakanku Nadia ulang tahun pas lebaran pertama itu. Sehari sebelumnya aku udah kasih kado ke dia, terus entah karna aku lupa atau emang banyak pikiran, yaelah banyak pikiran, beberapa hari berikutnya aku temenin dia beli tas dan peralatan sekolah di mall, dan aku kasih kado lagi deh. Hehehe, gapapa lah ya berarti itu emang rejekinya dia.

Jadi mungkin bukan hari lebarannya yang terburu buru, karna sehari tetep 24 jam nggak kurang nggak lebih, tapi mungkin pikiran dan mindset aku sedang dalam fase peralihan, berasa agak aneh, jadi pikiran agak ngehang dikit. Selain itu juga kebiasaan lebaran yang berubah dan berbeda dari biasanya. Semua akan berubah pada waktunya :')

Sabtu, 18 Juli 2015

Blue.

Malam ini malam yang berbeda dari yang biasanya.
Hanya ada aku, notebook ini, sekaleng minuman soda, dan tisu tisu yang kugunakan untuk menutup mulutku ketika bersin dan menyeka air mataku.
Ya, aku yang tidak pernah suka minuman bersoda tiba tiba malam ini aku ingin meminumnya sebanyak banyaknya.
Ya, aku saat ini sedang tidak sehat karna flu yang menyerangku sejak seminggu yang lalu.
Ya, aku sedang menangis...
Butiran air hangat ini terus saja mengalir, membasahi pipiku, beberapa ada yang terjatuh ke lantai.
Ada sesuatu yang mengejutkanku
Benar benar mengejutkanku.
Tadinya tubuh dan mata ini begitu lelah
Tapi sekarang, bahkan berbaring saja aku sudah tak ingin lagi.
Hanya ingin duduk disini, disudut ruang kamar, disudut favoritku, di tempat aku biasa menghabiskan waktu untuk menangis... kadang berdo'a.

Ya... mungkin aku salah.
Mungkin aku melupakan hal hal penting.
Jujur saja, aku saat ini memang tengah fokus pada satu hal, pekerjaan.
Aku dituntut untuk profesional.
Tapi meskipun begitu aku punya kehidupan pribadi,
harusnya aku adil.
Tapi entahlah, saat ini pikiranku begitu kalut.
Aku serahkan pada Dia Yang Maha Membolak Balikan Hati...

Ya... mungkin aku salah, dan aku pasrah...


Rabu, 17 Juni 2015

Everything Has Change

Seiring berjalannya waktu...

Prioritas perlahan berubah
Keinginan perlahan berubah
Kebiasaan perlahan berubah
Doa perlahan berubah
Pikiran perlahan berubah
Perasaan perlahan berubah

Dan banyak hal lainnya perlahan berubah...

Suka tidak suka, mau tidak mau, sedikit atau banyak, sesuatu akan berubah seiring berjalannya waktu. Entah itu berubah menjadi lebih buruk atau lebih baik. Yang pasti bersiaplah untuk kemungkinan yang terburuk, namun tetap berharap untuk yang terbaik...