Rabu, 20 Mei 2015

My Opinion About Happiness!

Bahagia itu relatif...
Contohnya, orang gemuk bisa jadi kurus bahagia. Orang kurus bisa gemuk bahagia. Tidak ada parameter khusus untuk kebahagiaan. Nilai-nilai kebahagiaan tiap orang beda-beda.

Setiap orang juga punya cara sendiri-sendiri untuk berbahagia. Tidak ada yang berhak memaksakan pendapatnya pada orang lain. Selama cara dia berbahagia tidak merugikan orang lain.

Cara setiap individu mengekspresikan kebahagiaannya pun berbeda-beda. Ada yang excited, energik, gembira meluap-luap, atau tertawa sumringah dengan wajah berseri-seri, ada juga yang ekspresi wajah maupun bahasa tubuhnya biasa saja tapi hatinya bahagia. Kalau aku itu yang terakhir, hati boleh gembira tapi ekspresi datar-datar aja. Tapi sungguh, aku bisa merasa sangat happy dengan hal-hal yang mungkin sepele dan nggak seberapa. Paling tidak itu kan melatih hati agar mudah bersyukur untuk kebaikan-kebaikan kecil. Hal-hal kecil yang bisa bikin aku happy diantaranya; hujan (tanpa geledek) dan aroma udara sehabis hujan, lipstik baru, pakaian yang nyaman dipake, cuaca yang adem (aku bisa suddenly badmood kalo kegerahan), buku bagus, film bagus, lihat bintang atau pelangi, dan masih banyak lagi.

Bahagia juga berkaitan erat dengan selera. Misal, si A happy kalo nonton film action dan si B suka nonton drama romantic (dan aku penggila dua-duanya). Ya sah-sah aja. Akan menjadi salah kalau si A memaksa si B agar menonton film action dan menilai drama romantic itu norak. Ya tidak bisa seperti itu. Karna selera adalah hal yang tidak bisa diperdebatkan didunia ini. Taste dan ketertarikan tiap orang kan berbeda-beda, dan itu bagus sih menurut aku. Berarti dengan mengetahui taste dia sendiri berarti dia mengenal dirinya sendiri dan menjadi dirinya sendiri. Ada lho yang tidak mengenal dirinya sendiri, tidak tau seleranya seperti apa, yang pasti ikut-ikut orang ajalah. Kalo orang begini ikut begini, lihat orang lain begitu ikut begitu juga. Itu kan nggak konsisten namanya, seperti tidak punya jati diri.

Nah gitu sih menurutku, menurutku yaaa...

Jadi intinya, kita berhak bahagia dengan cara kita masing-masing selama tidak merugikan orang lain. Selamat berbahagia! :)

Selasa, 19 Mei 2015

Nadia

Ini bukan cerpen, bukan pula judul FTV. Itu judul post terinspirasi dari gadis kecil 6 tahun, gendut, item, nakal, cengengesan tapi aku sayang banget sama dia. Dia keponakanku satu-satunya, Nadia.

Kali ini aku mau sedikit cerita tentang dia. Aku mau ceritain kelakuan dia sore ini. Ini lumayan bikin aku ngikik sih. 

Berawal dari dia minjem gunting aku buat gunting mainan dia. Dia bawa guntingnya ke ruang tengah depan tv, kebiasaan dia kan kalo udah main ya udah, berantakan gitu aja. Terus aku ambil guntingnya karna perlu buat potong kain, tanpa sepengetahuan dia, karna dia udah cus ngilang ke teras depan dengan maenan masih berhamburan dilantai.

Nah, abis itu dia ketok-ketok kamar aku tapi cuma sekedar ngetok aja. Gitu terus bolak balik. Ya udah aku biarin aja paling iseng. Abis itu aku shalat ashar. Dia masuk kamarku diem-diem sambil ngeletakin sesuatu disebelah sajadah aku. Terus dia kabur. Ternyata eh ternyata pas aku cek itu undangan yang ada tulisan dia yang kayak cakar ayam, dia tulis "Bunda gunting hilang". Spontan aja aku ngakak sendirian dikamar. 


Ada kali lima menit aku ketawa ngga berenti-berenti. Lagian, pake nulis pesan-pesan segala. Dia itu paling takut kalo pinjem barang aku terus hilang. Walaupun masih kecil tapi dia hafal diluar kepala peraturan-peraturan kalau pake barang aku, pake kamar mandi aku, atau tidur dikamar aku, dan lain-lain. Karna aku emang serba teratur, segala apa-apa kadang aku catat. Jadi dia takut kalo melanggar peraturan aku. Tepatnya takut aku omelin.

Tapi salutnya walaupun aku suka ngomelin dia kayak "Nadia mandi sekarang atau mainan dibakar." atau "Nadia kasur jangan diinjak!" atau "Nadia gosok gigi ya awas kalau nggak!" atau "Nadia main laptop dibawah! Jangan diatas kasur!" (dan masih ada ribuan omelan lainnya), tapi anak itu tetep kalo ada makanan pasti dia selalu kasih ke aku. Malah kalau aku lagi ngga dirumah dia tungguin sampe aku pulang, biar bisa makan bareng aku. Tapi emang nikmat sih kalo udah grasa-grusu rebutan makanan sama dia :')

Kalau Nadia udah nginap dirumah Papa atau Mamanya itu rasanya sepi banget. Kerasa banget uring-uringan. Biasanya dia rusuh tiap aku lagi ngetik di laptop terus dia datang gelendotan minta main game, andalan dia itu game Plants VS Zombie. Terus kalo sore-sorean gitu pasti kita kolaborasi memburu cemilan, atau nggak masak masakan antah barantah. Dan... dia pasti selalu bilang masakanku enak, selalu, walaupun aku sendiri kadang agak pengen muntah kerikil nyicip masakanku (nggak itu bohong). Pokoknya sayang banget sama anak ini. Semoga Tuhan selalu memampukan aku untuk membuat dia tersenyum dan bahagia, aamiin :')


Senin, 18 Mei 2015

Mereka Bilang Saya "Anggun"

Ada sesuatu yang sedikit mengganjal didalam lubuk hati aku yang paling dalam. Ahelah.

Jadi gini...

Tadi itu untuk yang ke 1759 kalinya aku dibilang anggun (padahal aku kan ria bukan anggun, halah). Nggak tau aku mesti sedih, bangga, atau tersipu-sipu sambil cakar-cakar aspal kalau dibilang kayak gitu. Aku penasaran dan bertanya-tanya, apa sih motivasi dan landasan orang-orang itu bilang aku anggun. Patokan anggun menurutku itu kayak Mariana Renata, Artika Sari Devi, atau Oki Setiana Dewi. Dan aku jauh dari mereka bertiga, jauuuuuh... banget (da aku mah apa atuh cuma remah-remah rempeyek).

Malah kebanyakan teman-teman lelaki aku bilang kayak gini "Baru kali ini liat cewek yang benar-benar kalem & anggun" atau kalau temen perempuan bilang gini "Kalem banget sih, teriak-teriak dong", yakali ntar kalo aku teriak-teriak yang ada malah pada bingung, terus demam. Bahkan ada juga yang bilang aku bersin aja anggun, tapi kalau menurutku bersin aku lebih mirip bersin anak kucing sih.

Mungkin, mereka bilang kayak gitu lantaran style aku emang feminin. Cewek banget lah. Ngga pernah pake sneakers atau kets. Mungkin. Tapi kalau dari bahasa tubuh, entahlah ya aku juga ngga tau dan ngga pernah memperhatikan bahasa tubuh aku sendiri. Tapi padahal gaya berjalan aku aja jantan banget, alias (maap) ngangkang, secara waktu kecil aku pernah kecelakaan terus tulang kaki kirinya bergeser.

Oh ya, seandainya itu orang-orang yang bilang aku anggun melihat dengan mata kepala mereka saat aku buang gas beracun kayak yang sering aku lakuin didepan patjar aku, apa mereka masih sudi bilang aku kalem dan anggun?

Tapi yasudahlah ya, anggap aja itu doa baik. Aku nggak keganggu kok dibilang kayak gitu. Cuma penasaran aja, apa alasan mereka bilang eike anggun. Dan sampai saat ini aku belum dapet jawaban atas rasa penasaran aku itu. Tapi yaudah sih, aamiin ajalah.

Sabtu, 16 Mei 2015

Untitle

Hidup ini lucu

Dulu, kita memperjuangkan dan mengharap cinta pada seseorang. Jangankan dibalas, ditoleh saja tidak.
Sekarang, ketika rasa itu sudah pupus, malah orang yang sama berbalik mengemis cinta pada kita...

Hal-hal yang ingin kita ingat selalu malah terkadang tak sengaja terlupakan.
Hal-hal yang ingin dilupakan dan kita berusaha keras melupakannya, justru dengan detail terekam dikepala dan teringat selalu.

Entah ada apa dibalik semuanya.

Semesta memang suka bercanda...

Minggu, 10 Mei 2015

Singkat Cerita Tentang CINTA

"Ketika cinta memanggilmu, dekatilah dia walau jalan yang kau lalui terjal dan berliku. Jika cinta memelukmu maka dekaplah ia, meski pedang disela-sela sayapnya melukaimu." (Kahlil Gibran)

"Cinta adalah dua tubuh dengan satu jiwa." (Aristoteles)

"Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga." (Rhoma Irama)

...dan masih banyak lagi kalimat tentang cinta dari tokoh-tokoh terkenal lainnya.

Cinta itu tak melulu tentang kekasih lawan jenis. Cinta itu universal. Bisa cinta kepada Tuhan, cinta kepada orang tua, cinta kepada sahabat, dan lain sebagainya.

Beberapa orang mendeskripsikan cinta adalah perasaan ingin memiliki orang yang dicintai seutuhnya, perasaan sayang yang teramat dalam dan harus terbalas, rasa ingin selalu berada didekat orang yang dicinta dan tak ingin menjauh, rasa ketika kebahagiaan orang yang dicinta lebih penting daripada diri sendiri, dan lain sebagainya.

Tapi menurutku...

"Cinta adalah ketika namanya tak pernah luput diucapkan dalam doa-doa baik setiap kali memohon dan mengadu pada Sang Maha Mencintai."

Iya, ketika kau mulai menceritakannya dengan khusyuk kepada Tuhan, memasukan namanya kedalam daftar doa-doa baikmu, dan rutin melantunkannya baik secara lisan maupun dalam hati, yang terkadang disertai air mata, berarti kau mencintanya :)