Postingan kali ini mengandung curhat, tolong jangan dibaca nanti aku malu (lah).
Setelah genap 6 tahun menjalani hubungan, sudah melewati berbagai fase, dan pernah 1 kali putus, akhirnya tepat tanggal 20 Oktober kemarin aku resmi dilamar. Alhamdulillah yaah...
Sebenernya rencana menikah sudah dari tahun lalu. Kenapa tidak disegerakan dan dipercepat, ya karena kita berdua punya kesepakatan dan pertimbangan. Menikah itu kan bukan hal yang remeh, dimana ketika kamu ingin maka harus dilakukan saat itu juga. Ada yang namanya persiapan.
Hei anda-anda sekalian yang suka nanyain kapan nikah ke pasangan yang udah pacaran bertahun-tahun, percayalah bahwa dua orang yang menjalin hubungan serius dan berkomitmen akan menuju kesana, hanya saja segalanya tidak instan. Butuh proses, perjuangan, dan persiapan. Waktu yang tepat!
Jujur selama beberapa tahun menjalin hubungan aku nggak pernah bahas dan bertanya duluan ke pasangan kayak "kapan kita nikah?" atau "kapan kamu nikahin aku?". Nggak pernah. Bukannya gengsi atau apa, aku cuma nggak pengen membebani pasanganku. Toh kalau emang dia serius dia bakal ngajakin nikah kok. Pasti ada waktunya dan kalau jodoh nggak bakalan kemana. Meskipun tentu saja hal demikian pernah terbersit dan sangat ingin aku tanyakan tapi ujung-ujungnya nggak jadi. Apalagi untuk orang yang dulunya sulit berkomitmen seperti aku, tentunya butuh waktu dan proses yang tidak sebentar. Ya sudah berdoa saja.
Rasanya abis dilamar... ya gimana ya. Ya gitu. Senang pasti. Tapi aku lebih dominan untuk mikirin dan mempersiapkan mental untuk berumah tangga jadinya rasa senang itu berganti jadi rasa gugup. Dan jujur, rasanya masih awkward menyebut pacar sebagai 'calon suami' hhh :')
Sekarang kurang lebih H-3 bulan lagi untuk berganti status dari Ms menjadi Mrs. Ada rasa senang, gugup, cemas, dan takut. Takut kalau nanti segalanya berbeda dengan waktu pacaran, berbeda itu pasti tapi semoga nggak jomplang2 amat ya, huhu. Sekarang juga lagi ribet-ribetnya ngurusin buat resepsi. Research sana sini, milih ini milih itu, booking ini itu. Kalau orang-orang mau nikah mesti diet biar kebayanya muat, kalo aku kayaknya mesti naikin berat badan. Tapi sayangnya sekarang sering sakit, alergi kumat karna stres, kadang nggak nafsu makan, jadinya berat badan malah turun :')
Aku nggak bercita-cita punya wedding reception yang mewah megah, vairel alias viral atau unik bin ajaib berbeda lain dari yang lain, ataupun low budget wedding reception biar bisa dibikin thread. Nggak kok, yang biasa aja sesuai adat istiadat keluarga. Tapi sebisa mungkin aku mempersiapkan segalanya dengan hati. Memilih apa-apanya dengan hati, dan sesuai kemampuan tentunya. Lagipula fokusku memang bukan ke acara resepsi, tapi hidup setelah resepsi itu mesti bagaimana. Resepsi itu kan formalitas sebagai ajang pemberitahuan kepada sanak sodara dan kerabat bahwa kita telah sah, yang penting sakral dan membuat semua berbahagia. Begitu kalau menurutku, kalau menurutmu nggak gitu ya gapapa...
Jadi yah segitu aja curhat ngga panjang dan ngga lebarnya. Saat ini emang aku lagi gencar-gencarnya minta doain sama temen-temenku agar segalanya berjalan lancar, rejeki lancar jangan sampe ngutang, sehat terus, BAB lancar, tidur nyenyak, dan jadi anak bergizi baik. Huhu. Rasanya campur aduk!